Mengubah Air Selokan Menjadi Bersih
Aktis Sumarto mengawasi IPAL yang terpasang di kawasan Kebraon Indah Permai, Surabaya, beberapa waktu lalu. ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin--
BACA JUGA:Rumah Berkonsep 'Pemanenan Air Hujan' Jadi Solusi Banjir Perkotaan
BACA JUGA:Merawat Kebebasan Beragama Melalui Guru
Mengutip World Resource Indonesia (WRI) Indonesia sedang mengalami ancaman besar kekurangan air bersih tahun 2040, dan Bappenas memprediksi akan terjadi kelangkaan air bersih di pulau-pulau besar di Indonesia (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara).
Sebenarnya, banyak cara untuk mengurangi kelangkaan air bersih, karena pada dasarnya Indonesia sudah bergelimang air dan untuk mendapatkannya sangat mudah.
Untuk mengurangi kelangkaan itu, salah satunya dengan membuat IPAL, yang bisa menjadikan air limbah rumah tangga menjadi normal kembali.
Terlebih, jika semua elemen masyarakat tidak mengotori lingkungan di sekitar agar air tidak tercemar.
Cara lainnya, menghemat air, menanam pohon atau reboisasi, dan bila perlu membuat penampungan air hujan yang bisa dimanfaatkan untuk rumah tangga.
Hal-hal seperti itu yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat untuk dapat lebih cinta dan peduli pada lingkungan.
Aktis menjelaskan, setiap orang seharusnya bisa membuat IPAL pribadi di rumah masing-masing karena biayanya bisa disesuaikan atau cukup terjangkau jika membuat dengan standar yang lebih kecil.
Hanya saja, jika wilayahnya sudah terbentuk IPAL, yang diperlukan hanya sebuah jaringan pipa untuk menyalurkan air tersebut ke rumah masing-masing.
Cinta lingkungan
Berawal dari kecintaannya pada lingkungan, Aktis, bapak beranak tiga, itu mengawalinya dengan belajar secara autodidak untuk mengelola air selokan menjadi lebih berguna.
Semua yang dipelajarinya tidak lebih karena rasa sukanya untuk memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh Sang Pencipta, tanpa harus merusak lingkungan.
BACA JUGA:Memberantas Penyebaran Paham Radikalisme Dibawah Permukaan
BACA JUGA:Penyangga IKN, Kaltim Menuju Industri Parekaf Berkelas Dunia