'Gerbong' Baru Prabowo/Gibran dan Pentingnya Oposisi

Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) berangkulan usai pertemuan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (25/--

Benar saja, tidak sampai 1 minggu, dua partai besar langsung mau berlabuh dengan pemerintahan Prabowo/Gibran.

Semua langkah politik antar ketua partai itu disebutkan demi menyelamatkan kepentingan bersama dan persatuan bangsa.

Sikap PKS dan PDIP

Kondisi tersebut menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dari barisan koalisi tersebut.

Dua partai yang memiliki ideologi berbeda ini akhirnya harus berhadap-hadapan dengan koalisi besar pemerintah. Setidaknya itu yang terlihat dari sikap PDI Perjuangan.

Namun, berbeda dengan PDIP, PKS justru mulai memancarkan sinyal mau masuk ke dalam koalisi pemerintah.

Sinyal tersebut sepertinya belum ditangkap Prabowo dan jajarannya. Hingga saat ini pertemuan antara PKS dan Prabowo belum berlangsung.

Pihak PKS pun menyimpan harapan agar pertemuan itu bisa terjadi.

"Kita ingin kebersamaan setelah NasDem dan PKB didatangi, ... PKS pasti akan didatangi, kita berharap gitu, toh," kata Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi pada 27 April.

PKS juga sudah berupaya membuat pertemuan itu terjadi, salah satunya dengan menggelar halalbihalal sekaligus Milad Ke-22 PKS di Kantor DPP PKS.

BACA JUGA:Lapangan 'Kerja Hijau' Bagi Generasi Z

BACA JUGA:Potensi Eskalasi Konflik Iran-Israel dan Harga Minyak yang Mencekik

Semua perwakilan partai koalisi dan oposisi datang, namun tidak dengan Gerindra. Perwakilan Gerindra terlihat tidak hadir.

Walau demikian, PKS mengaku komunikasi dengan Prabowo masih terjalin baik dan dalam waktu dekat akan mengatur pertemuan ulang.

Bagi sebagian pihak, justru gestur yang diberikan Gerindra kepada PKS belum tentu sebuah penolakan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan