KADIN Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Lewat Peningkatan Produktivitas Nasional
Kadin Indonesia mendorong ekonomi tumbuh 8 persen lewat produktivitas nasional-Kadin Indonesia-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Kadin Indonesia menegaskan target pertumbuhan ekonomi 8 persen hanya bisa dicapai bila produktivitas nasional ditingkatkan lewat kolaborasi pemangku kepentingan, penguatan konsumsi rumah tangga, serta optimalisasi paket stimulus 8+4+5.
Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional Bayu Priawan Djokosoetono dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Bayu menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini lebih banyak digerakkan oleh penambahan modal dan tenaga kerja, bukan oleh peningkatan efisiensi. Mengacu data Asian Productivity Organization (APO) Databook 2025, kontribusi Total Factor Productivity (TFP) Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nyaris nol, jauh tertinggal dari Vietnam yang mencapai 8 persen dan China yang menyentuh 26 persen. Karena itu, menurut Bayu, fokus peningkatan produktivitas harus diperkuat agar pertumbuhan 8 persen dapat tercapai lebih cepat.
Ia mencatat produktivitas pekerja pada Kuartal III, diukur dari output PDB nominal per pekerja, berada di rata-rata Rp13,78 juta per bulan. Empat sektor memiliki produktivitas tertinggi: pertambangan yang tujuh kali lebih besar dari rata-rata nasional; real estat serta informasi dan komunikasi yang masing-masing enam kali lebih tinggi; dan penyediaan listrik dan gas dengan produktivitas empat kali lipat. Bayu menjelaskan sektor-sektor tersebut unggul karena padat teknologi, padat modal, dan memerlukan SDM berkemampuan tinggi.
BACA JUGA:OJK Dorong Akses dan Inovasi Keuangan Syariah untuk Semua Lapisan Masyarakat
BACA JUGA:Bapanas: Produksi Beras 2025 Meningkat hingga 4,1 Juta Ton, Tanpa Impor
Bayu juga mengapresiasi implementasi stimulus 8+4+5 yang mulai berjalan sejak Oktober, termasuk program magang fresh graduate yang menarik 156 ribu pendaftar. Ia menilai stimulus tersebut positif, namun berharap pemerintah menambah paket khusus sektor pariwisata untuk menggenjot mobilitas masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Ketua Komite Tetap Perencanaan Ekonomi Kadin Indonesia Ikhwan Primanda menambahkan bahwa peningkatan investasi harus diarahkan pada teknologi yang tepat guna dan efektif, sambil memastikan adanya transfer pengetahuan kepada pelaku lokal.
Ia menekankan bahwa sektor industri pengolahan masih menjadi penopang utama ekonomi dengan kontribusi 19,15 persen terhadap PDB dan pertumbuhan 5,54 persen (yoy) pada Kuartal III 2025. PMI Manufaktur Indonesia juga konsisten berada di zona ekspansi, mencapai 51,2 pada September 2025.
Meski begitu, Ikhwan menilai penguatan industri nasional tetap membutuhkan sinergi untuk membangun industri bahan baku, bahan antara, hingga industri hilir yang padat tenaga kerja. Ia juga menyoroti sektor pertanian yang berkontribusi 14,35 persen terhadap PDB dan menyerap 28,15 persen pekerja, namun hanya tumbuh 4,93 persen dengan tingkat produktivitas sekitar setengah dari rata-rata nasional.
BACA JUGA:Pelaku Usaha Thrifting Bantah Matikan UMKM, Sebut Pakaian Impor Murah Tekan Konveksi Lokal
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Optimistis Target Penerimaan Pajak 2025 Tercapai Meski Banyak Tantangan
Ikhwan mengapresiasi peluncuran KUR Perumahan senilai Rp130 triliun yang dinilai mampu menggerakkan sektor real estat, mendorong 140 industri turunan, dan membuka peluang kerja bagi sekitar 9 juta orang.
Ketua Komite Tetap Perencanaan Pangan Kadin Indonesia Frans Tambunan menekankan pentingnya modernisasi pertanian melalui inovasi, investasi teknologi tepat guna, optimalisasi lahan, serta pembukaan kawasan pertanian dan perkebunan baru. Ia juga mendorong penguatan sektor perikanan agar Indonesia dapat menuju posisi sebagai lumbung pangan dunia.