Tirai Keluarga
Dahlan Iskan--
Logika saya salah lagi. Ini memang hari Minggu tapi kan hari kerja. Mestinya tidak banyak penumpang. Di Saudi weekend-nya Kamis malam. Liburnya Jumat dan Sabtu.
Di perjalanan tadi si 100 Riyal sebenarnya sudah menawarkan: bisa langsung antar ke Riyadh. Ongkosnya: antara 800 sampai 900 riyal. Tergantung di sebelah mana Riyadh-nya. "Riyadh itu kota besar," katanya.
Ia orang Mesir. Sudah 10 tahun kerja di Saudi. Ia juga sudah memberikan nomor teleponnya ke saya.
Saya longok ke luar stasiun: tidak ada siapa pun. Ia sudah begitu jauh. Sudah ditelan fatamorgana.
Saya balik ke loket. Tanpa berkata apa-apa. Hanya garuk-garuk kepala. Ia lihat si yatim piatu di depannya.
"Apakah mau jadi penumpang cadangan?" katanya.
BACA JUGA:Tersiksa Jendela
"Mauuuuuu" jawab saya.
"Anda bayar 105 riyal. Kalau semua penumpang ternyata datang, uang kembali. Tidak bisa cash. Akan dikirim ke rekening bank Anda. Mungkin perlu waktu 2 atau 3 hari," katanya.
"Mauuuu".
"Anda masuk waiting list nomor 2".
"Mauuuuu".
"Kereta akan berangkat pukul 09.00. Anda akan tahu dapat kursi atau tidak pukul 08.57".
"Mauuuu".
BACA JUGA:Depan Belakang