Hendrya Sylpana

Pagar Teras

Dahlan Iskan--

Ahli-ahli sejarah dari dunia Barat pun banyak melakukan penelitian peristiwa di teras itu. Mereka meneliti sebagai ilmuwan murni. Tanpa keterikatan emosi dan keimanan. Anda bisa banyak belajar dari literatur independen tersebut. Tidak hanya seperti di pelajaran tarikh Islam di madrasah.

BACA JUGA:Madura Kaili

Dalam sejarah Islam peristiwa di teras itu terkenal dengan sebutan saqifah Bani Saidah. Artinya: teras Bani Saidah. 

Rumah berteras itu memang rumah keprabon keturunan Saidah, tokoh besar di Madinah sebelum Islam. 

Saya ke teras itu Jumat lalu. Diantar oleh Mas Bajuri, pemilik travel Bakkah yang membawa saya umrah sekarang ini. Saat saya masih menjadi Pak Boss dulu, Mas Bajuri menjadi pemred mingguan Nurani –media untuk ummat. Ia lulusan fakultas syariah (hukum Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya.

Saya yang minta untuk diantar ke teras itu. Ternyata memang dekat sekali. Teras itu sekarang sudah mepet ke halaman Masjid Nabawi. 

Jangan berharap terasnya masih ada. Teras itu sudah jadi tanah kosong. Hanya ada satu pohon di pojoknya. 

BACA JUGA:Hilirisasi Rudi

Tanah kosong itu dipagari. Mungkin akan jadi hotel sebentar lagi. 

Bahwa di situlah teras Bani Saidah bisa Anda baca dari tulisan yang ada di pagar itu. Banyak orang berkelompok di halaman masjid di dekat pagar itu: mereka mendapat penjelasan dari tour leader soal terpilihnya Abu Bakar. Versi mereka masing-masing. 

Setelah melihat pagar itu saya berkesimpulan: bergegaslah ke Madinah. Mumpun jendelanya masih ada –ups, mumpun pagarnya masih ada.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan