Mentan Andi Amran: Pompanisasi Kunci Stabilisasi Produksi Padi di Musim Kemarau

Mentan Andi Amran Sulaiman--Istimewa

BELITONGEKSPRES.COM - Memasuki musim kemarau yang diprediksi BMKG dimulai pada April, pemerintah telah mengambil langkah antisipatif untuk mencegah penurunan produksi beras. Salah satu upaya utama adalah optimalisasi pompanisasi di berbagai daerah. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa upaya ini telah dilakukan sejak tahun lalu, meski masih dalam tahap darurat. Kini, sistem pompanisasi telah terpasang dengan lebih baik, memastikan aliran air ke sawah tetap maksimal sehingga petani tidak harus menunda musim tanam.

Keberhasilan strategi ini terbukti dari stabilnya produksi padi meskipun musim kemarau tahun lalu mencapai puncaknya pada Juli-Agustus. Dengan pompanisasi, petani masih dapat menanam padi, sehingga produksi beras tetap tinggi pada kuartal akhir tahun lalu. 

Stok beras nasional di gudang Bulog pun mencapai 2,2 juta ton, jumlah tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, yang turut menjaga harga beras tetap stabil menjelang Ramadhan dan Lebaran.

BACA JUGA:Fakta di Balik Hebohnya Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil, Benarkah Ada Hubungan dengan Lisa Mariana?

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 30 Ribu Rumah Subsidi untuk Tenaga Kesehatan

Amran menekankan bahwa pemerintah terus berkomitmen mengawal produksi pangan agar tetap optimal. Proyeksi produksi padi pada Januari-April tahun ini diperkirakan mencapai 24,22 juta ton gabah kering giling (GKG), angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir untuk periode yang sama. 

Presiden Prabowo Subianto juga telah menginstruksikan berbagai program pertanian strategis, termasuk pencetakan sawah baru dan optimalisasi lahan, guna mendukung swasembada pangan.

Di sisi lain, penyerapan gabah oleh pemerintah mengalami lonjakan signifikan. Pada periode Januari-Maret 2024, Bulog hanya mampu menyerap 35 ribu ton gabah. Namun, di periode yang sama pada 2025, angka ini diproyeksikan meningkat drastis menjadi 700 ribu ton. 

Bahkan, pemerintah menargetkan penyerapan hingga 3 juta ton gabah pada April atau Mei tahun ini, sebuah lompatan besar dibandingkan total serapan setahun penuh pada 2024 yang hanya sekitar 1 juta ton.

Dengan langkah-langkah ini, pemerintah optimistis bahwa Indonesia dapat menjaga stabilitas produksi beras meskipun menghadapi tantangan musim kemarau. (jawapos)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan