Bappenas Dorong Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri untuk Pembangunan Berkelanjutan

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard dalam Workshop on World bank Country Partnership Framework (CPF) Formulation di Jakarta, Jumat (14/3/2025)-Muhammad Baqir Idrus Alatas- ANTARA/HO-Bappenas

BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah Indonesia terus mengoptimalkan berbagai sumber pembiayaan guna mendukung pembangunan nasional, termasuk melalui pemanfaatan pinjaman luar negeri. 

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard, menekankan bahwa sinergi antara berbagai sumber pembiayaan menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Dalam Workshop on World Bank Country Partnership Framework (CPF) Formulation, Febrian mengungkapkan bahwa Indonesia sedang berupaya memperkuat investasi swasta guna mendukung transformasi ekonomi. 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas ekonomi domestik, antarregional, serta integrasi dalam rantai nilai global. Dalam konteks ini, pinjaman luar negeri dipandang sebagai instrumen strategis untuk mempercepat pembangunan.

BACA JUGA:Mentan Amran Sebut Presiden Prabowo Kerap Telpon untuk Tanya Harga Pangan

BACA JUGA:Ditjen Hubud Sebut Indonesia Airlines Belum Ajukan Izin Operasional

RPJMN 2025-2029, menurutnya, merupakan fondasi awal dari visi pembangunan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Dokumen ini akan menjadi pedoman utama dalam merancang kerja sama dengan berbagai mitra pembangunan, termasuk World Bank.

Country Partnership Framework (CPF) yang sedang disusun diharapkan mampu menjadi peta jalan yang strategis dalam menyelaraskan dukungan World Bank dengan prioritas pembangunan Indonesia. 

Febrian juga menyoroti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, berbagai mitra pembangunan, termasuk World Bank, telah memainkan peran penting tidak hanya dalam penyediaan pendanaan tetapi juga dalam transfer pengetahuan dan keahlian untuk mencapai target pembangunan nasional.

“Ke depan, kami berharap kolaborasi ini dapat semakin fleksibel dan responsif terhadap dinamika serta tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ujar Febrian.

Ia juga menegaskan pentingnya workshop ini dalam memastikan bahwa CPF yang disusun dapat mencerminkan prioritas nasional serta kebutuhan kerja sama antara Indonesia dan World Bank. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang dan keahlian, diharapkan CPF dapat dirancang secara komprehensif dan adaptif.

Febrian mengapresiasi kontribusi World Bank dalam mendukung pembangunan Indonesia dan menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama ini akan terus berkembang dan semakin erat di masa mendatang. (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan