Kelalaian Keamanan Siber, Ancaman bagi Keamanan Nasional

Ilustrasi - Pencurian data oleh pelaku phising-Pexels-ANTARA/HO

Pertama, infrastruktur kritis yang berisiko. Jaringan listrik, sistem pasokan air, dan jaringan transportasi semakin digital. Serangan siber pada sistem ini dapat melumpuhkan kemampuan suatu negara untuk berfungsi, mengakibatkan kekacauan dan kelumpuhan ekonomi.

Kedua, sistem pertahanan dikompromikan. Operasi militer dan intelijen sangat bergantung pada jaringan komunikasi yang aman. Pelanggaran dalam sistem ini dapat mengekspos informasi rahasia atau bahkan memungkinkan musuh untuk memanipulasi operasi pertahanan.

BACA JUGA:Membangun Masyarakat Cerdas Finansial Hingga ke Pelosok

Ketiga, kejatuhan ekonomi. Serangan siber yang menargetkan lembaga keuangan atau sistem perdagangan dapat mengganggu stabilitas ekonomi, mengikis kepercayaan investor, dan mengganggu pasar global.

Serangan ransomware Colonial Pipeline 2021 adalah pengingat nyata tentang betapa rentannya infrastruktur penting terhadap ancaman di mayantara. Serangan itu, yang mengganggu pasokan bahan bakar di seluruh Pantai Timur Amerika Serikat, bukan hasil dari operasi canggih yang disponsori negara, melainkan kasus hygiene di mayantara yang buruk.

Satu kata sandi yang disusupi memungkinkan peretas untuk menyusup ke sistem, menyebabkan kepanikan yang meluas dan kerugian finansial.

Pelajaran dari pelanggaran

Beberapa insiden yang bersifat High Profile menyoroti konsekuensi yang menghancurkan dari kelalaian keamanan dan ketahanan siber.

SolarWinds Hack (2020): Pembaruan perangkat lunak dari perusahaan manajemen TI SolarWinds disusupi, memungkinkan penyerang untuk menyusup ke lembaga pemerintah AS dan perusahaan swasta. Pelanggaran, yang dikaitkan dengan peretas Rusia, mengeksploitasi praktik keamanan yang lemah dalam rantai pasokan.

BACA JUGA:Efek Sihir TikTok, Siapa Saja Bisa Jadi Selebriti?

Pelanggaran Data Equifax (2017): Salah satu pelanggaran terbesar dalam sejarah, insiden ini mengekspos data pribadi 147 juta orang. Akar penyebabnya? Kegagalan untuk menambal kerentanan yang diketahui tepat waktu.

Serangan Pipa Kolonial (2021): Seperti disebutkan sebelumnya, serangan ransomware ini mengganggu pasokan bahan bakar di seluruh Pantai Timur AS, menyoroti kerapuhan infrastruktur penting ketika langkah-langkah keamanan siber dasar diabaikan.

Bank Syariah Indonesia (2023): Kasus peretasan Bank Syariah Indonesia menjadi kasus high profile dalam keamanan siber karena bank ini adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia yang memiliki peran signifikan dalam perekonomian nasional. Serangan terhadap institusi seperti ini tidak hanya berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional.

Peretasan Pusat Data Nasional Indonesia – PDN(s) (2024): Insiden ini menjadi perhatian besar dalam keamanan dan ketahanan siber global karena melibatkan infrastruktur kritis yang menyimpan data penting negara. Dampak insiden peretasan ini dapat membahayakan kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data yang dikelola oleh pemerintah, yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas nasional.

Insiden-insiden ini berfungsi sebagai wake-up call! Kelalaian keamanan siber bukan hanya tentang organisasi individu,  tetapi memiliki efek berantai dan berjenjang yang dapat berdampak pada seluruh negara.

BACA JUGA:Refleksi 23 Tahun Pokja Wartawan Belitung: Peran Strategis Jurnalis di Era Informasi

Memerangi kelalaian siber

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan