Membangun Masyarakat Cerdas Finansial Hingga ke Pelosok
Mardiyah memberikan edukasi literasi keuangan kepada kelompok perempuan pada kegiatan pelatihan literasi keuangan di Tanjung Karang, Kabupaten Donggala--ANTARA/HO
Mardiyah dengan penuh semangat berdiri di depan sekelompok orang yang duduk melingkar di tengah halaman sebuah penginapan berkonsep eco-green di Kota Palu. Sesekali perempuan itu terlihat berbicara, sesekali juga ia menulis di papan tulis putih berupa angka-angka.
Di halaman yang diteduhi pepohonan itu, Mardiyah sedang memimpin sebuah kegiatan edukasi yang tak biasa, yakni tentang dasar-dasar mengelola keuangan.
Para peserta yang mayoritas generasi muda terlihat menyimak dengan serius materi yang disampaikan Mardiyah. Kemudian mereka sibuk dengan kertas dan pena di tangan; Mereka menulis dan menghitung.
Kegiatan ini adalah satu dari bentuk kegiatan edukasi yang dilakukan Mardiyah, atau yang akrab disapa Itje, dalam usahanya untuk melakukan literasi keuangan di daerah, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
Meskipun terbuka untuk siapapun, Mardiyah mengaku lebih fokus memberikan edukasi kepada kaum perempuan.
BACA JUGA:Efek Sihir TikTok, Siapa Saja Bisa Jadi Selebriti?
“Karena mengajar satu perempuan, artinya mengajar satu generasi,” katanya.
Perempuan kelahiran Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah ini percaya bahwa jika seorang perempuan diberi pengetahuan atau pendidikan yang baik, mereka tidak hanya akan mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya, terutama keluarganya.
"Karena sering kali perempuan merupakan pengelola keuangan rumah tangga, dan pendidik utama bagi anak-anak, apa yang mereka pelajari dan terapkan akan ditularkan kepada generasi berikutnya. Perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk membawa perubahan besar," katanya.
Edukasi Literasi Keuangan
Indonesia adalah negara yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau, sehingga banyak daerah yang masih sulit dijangkau oleh layanan keuangan formal.
BACA JUGA:Menjawab Tantangan Pascadefisit APBN Awal 2025
Dengan tantangan kondisi geografis Indonesia, masyarakat di wilayah pelosok sering kali masih tertinggal dalam hal literasi keuangan. Ketidaktahuan tentang cara mengelola uang, investasi, atau memanfaatkan layanan keuangan membuat masyarakat di daerah pelosok sering kali menghadapi kesulitan ekonomi.
Berdasarkan data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka literasi keuangan Indonesia pada tahun 2022 adalah 49,68 persen dan inklusi keuangan adalah 84,75 persen. Sementara itu, berdasarkan data BPS tahun 2022, Provinsi Sulawesi Tengah pernah masuk dalam 10 provinsi termiskin di Indonesia.
Melihat kondisi ini, Mardiyah melepas jabatan terakhirnya sebagai Manager sebuah lembaga keuangan di Jakarta, sebuah posisi prestisius dengan segala fasilitasnya, untuk mengabdikan dirinya memberikan edukasi literasi keuangan hingga ke wilayah pelosok atau 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).