Masuk Zona Merah, DLH Belitung Ubah Sistem Pengolahan Sampah

Tumpukan sampah di TPA Gunung Sadai Belitung sebelum dilakukan pengolahan, Sabtu (15/3/2025)-- (ANTARA/Kasmono/Apriliansyah)
TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung mulai menerapkan sistem pengolahan sampah terpadu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Sadai.
Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak lingkungan akibat sistem pembuangan terbuka (open dumping) yang selama ini diterapkan.
Kepala DLH Belitung, Yasa, menyatakan bahwa sistem baru ini merupakan bagian dari upaya perbaikan pengelolaan sampah agar lebih ramah lingkungan.
“Kami mengalihkan sistem pengolahan sampah dari open dumping ke sistem terpadu yang lebih berkelanjutan,” ujar Yasa, dilansir dari Antara, Sabtu (15/03/2025).
BACA JUGA:DK Belstar Hotel Belitung Irpau Hero Berbagi Takjil, Wujud Kepedulian di Bulan Ramadhan
Belitung Masuk Daftar Zona Merah Pengelolaan Sampah
Keputusan ini juga dipicu oleh peringatan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). TPA Gunung Sadai termasuk dalam 306 kabupaten/kota yang mendapat teguran karena masih menerapkan sistem pembuangan terbuka.
“Sistem open dumping berisiko besar bagi lingkungan, mulai dari pencemaran udara, air tanah, hingga merusak ekosistem. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk segera beralih ke metode yang lebih modern,” tambahnya.
Langkah Awal: Penutupan dan Perataan Sampah
Sebelum sistem terpadu diterapkan, DLH Belitung akan menutup dan meratakan sampah di Gunung Sadai dengan tanah atau pasir. Hal ini dilakukan sebagai upaya sementara untuk mengurangi dampak pencemaran.
BACA JUGA:Kasus Medis Langka di Belitung, RSUD Tegaskan Transfusi Darah Sudah Sesuai SOP
Selain itu, pemerintah daerah juga telah menyusun peta jalan (roadmap) transisi menuju sistem pengolahan sampah terpadu. Dokumen tersebut sudah ditandatangani Bupati Belitung dan diserahkan kepada KLHK di Jakarta.
Masyarakat Diminta Pilah Sampah dari Sumbernya
Salah satu tantangan dalam penerapan sistem baru ini adalah kebiasaan masyarakat yang masih mencampur sampah organik dan anorganik.
“Ke depan, masyarakat harus mulai memilah sampah sejak dari rumah sebelum dibuang ke TPA. Ini sangat penting agar sistem pengolahan bisa berjalan optimal,” jelas Yasa.
Pengolahan sampah terpadu ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah sampah di Belitung serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup di daerah tersebut.