Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Diprediksi 28-30 Maret, Polri Siapkan Strategi Pengamanan
Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat memberikan materi di retret kepala daerah--Mabes Polri
BELIOTNGEKSPRES.COM - Lebaran 2025 diperkirakan akan kembali menjadi momen besar bagi jutaan pemudik yang pulang ke kampung halaman. Polri memproyeksikan puncak arus mudik akan terjadi pada 28-30 Maret 2025, sementara arus balik diprediksi berlangsung pada 5-7 April 2025.
Untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan, berbagai strategi pengamanan dan rekayasa lalu lintas telah dipersiapkan guna memastikan perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyusun langkah-langkah strategis untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur-jalur utama mudik. Polri akan menerapkan skema rekayasa lalu lintas berupa sistem ganjil-genap, contraflow, dan one way di sejumlah titik rawan kemacetan.
"Berbagai skenario telah kami siapkan, termasuk penerapan ganjil-genap, contraflow, hingga one way, yang akan diterapkan secara dinamis sesuai kondisi di lapangan," ujar Kapolri pada Senin, 10 Maret.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Kooperatif, Benarkan Rumahnya Digeledah KPK Terkait Kasus BJB
BACA JUGA:PN Jaksel Resmi Gugurkan Praperadilan Hasto, Segera Disidang di Pengadilan Tipikor
Sebagai bagian dari upaya memastikan kelancaran arus mudik, Polri menggelar Operasi Ketupat 2025 dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Operasi ini akan berlangsung selama 17 hari di jalur utama dari Lampung hingga Bali, sementara di 28 Polda lainnya akan dilakukan selama 14 hari.
Selain itu, sebanyak 2.582 posko telah didirikan di berbagai titik jalur mudik untuk memberikan pelayanan bagi pemudik. Posko tersebut terdiri atas 1.738 pos pengamanan, 788 pos pelayanan, dan 309 pos terpadu.
Dalam upaya mengurai kepadatan, pemerintah turut menerapkan kebijakan work from anywhere (WFA) bagi pekerja di sektor tertentu. Langkah ini diharapkan dapat menyebarkan arus mudik sehingga tidak terjadi lonjakan ekstrem pada tanggal-tanggal tertentu.
"Salah satu kebijakan yang diambil untuk membantu mengurangi kepadatan adalah pemberian insentif berupa WFA agar masyarakat dapat melakukan perjalanan lebih awal," jelas Kapolri.
BACA JUGA:KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB
BACA JUGA:Polri Ungkap Tiga Modus Kecurangan dalam Distribusi dan Produksi MinyaKita
Selain kebijakan WFA, pemudik juga akan mendapatkan berbagai insentif seperti diskon tarif tol dan transportasi umum untuk mendorong perjalanan lebih awal atau setelah puncak arus mudik dan balik.
Selain mengantisipasi kepadatan lalu lintas, Polri juga bersiap menghadapi potensi gangguan akibat cuaca ekstrem. Dengan masih berlangsungnya musim hujan, potensi banjir dan tanah longsor menjadi perhatian utama dalam penyusunan strategi mitigasi.