Setelah BRICS, Indonesia Kejar Target Gabung ke OECD​​​​

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak para duta besar (dubes) negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mempercepat proses aksesi Indonesia di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia di -Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian-ANTARA/HO

Peluang utama dari keanggotaan di OECD adalah meningkatnya kredibilitas Indonesia di mata investor internasional.

Selama ini, banyak perusahaan global masih ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena masalah ketidakpastian regulasi, birokrasi yang rumit, dan rendahnya kepastian hukum.

BACA JUGA:Menanti Lahirnya Kepala Daerah Peduli Penyiaran

Bergabung dengan OECD akan memaksa Indonesia menyesuaikan kebijakan ekonominya dengan standar global yang lebih transparan dan akuntabel.

Ini akan berdampak langsung pada peningkatan iklim investasi dan masuknya modal asing yang lebih besar, terutama dalam sektor-sektor strategis seperti manufaktur, energi hijau, dan teknologi.

OECD juga menawarkan platform yang dapat memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia sering kali berada di persimpangan kepentingan antara kekuatan ekonomi global seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

Keanggotaan di OECD dapat memperkuat posisi negosiasi Indonesia dalam perjanjian perdagangan internasional dan meningkatkan daya tawarnya dalam menetapkan kebijakan ekonomi global.

Hal ini menjadi semakin relevan mengingat persaingan dagang antara negara-negara besar semakin ketat, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia harus memiliki strategi yang lebih kuat dalam merespons dinamika global.

BACA JUGA:Multiperspektif Puasa Ramadhan di Era Digital

Oleh karena itu, Pemerintah semakin serius menunjukkan komitmennya dalam upaya transformasi menuju negara maju melalui percepatan aksesi menjadi anggota penuh OECD.

Kemenko Perekonomian terus berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait serta dengan pejabat OECD dan negara-negara anggota OECD guna menata dan menyiapkan Initial Memorandum Indonesia sebagai tahap penting aksesi untuk Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri.

Untuk mempercepat proses ini, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartarto didampingi Duta Besar RI untuk Prancis, merangkap Andora, Monako dan UNESCO, Muhammad Oemar melakukan kunjungan kerja ke Paris, Prancis, pada 3-5 Maret 2025.

Airlangga bertemu  dengan Menteri Ekonomi, Keuangan, serta Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard; Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann; dan bertemu dengan sejumlah Duta Besar negara-negara OECD. Pertemuan ini disebut Airlangga untuk menunjukkan komitmen dan keseriusan Indonesia dalam tindak lanjut bergabung ke OECD.

BACA JUGA:Kurma, Nilai Spiritual dan Potensi Ekonomi

"Rangkaian pertemuan ini menunjukkan komitmen dan keseriusan Indonesia dalam transformasi menuju negara maju, menjalankan reformasi struktural secara serius yang dibutuhkan dan sejalan dengan standar OECD," ujar Airlangga.

Reformasi besar-besaran

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan