Soal #KaburAjaDulu: WNI Sebut Bukan Tak Nasionalais, Hanya Memanfaatkan Peluang

Ilustrasi pekerja. Tagar #KaburAjaDulu ramai di media sosial-Hanung Hambara-Jawa Pos

BELITONGEKSPRES.COM - Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu mencuat di media sosial, menjadi seruan yang merefleksikan keresahan dan aspirasi sebagian masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. 

Bagi banyak orang, "kabur" bukan sekadar melarikan diri, tetapi langkah berani untuk mencari kesempatan lebih baik di luar negeri baik untuk mengejar karier, pendidikan, atau sekadar mendapatkan ruang tumbuh yang lebih luas.

Namun, di balik tren ini, muncul respons sinis dari sejumlah pihak, termasuk pejabat yang mempertanyakan rasa nasionalisme para Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih mengadu nasib di negeri orang. 

Pernyataan dari Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang meragukan nasionalisme para pekerja migran memicu perdebatan: Apakah benar bekerja di luar negeri berarti mengkhianati tanah air?

BACA JUGA:Pemerintah Genjot Penyerapan Beras untuk Stabilkan Harga Jelang Ramadhan

BACA JUGA:BPI Danantara Diluncurkan, Prabowo Alokasikan Rp 326 Triliun dari Efisiensi Anggaran

Bagi Muhammad Irham Hafiyyan, seorang koki asal Surabaya yang bekerja di Maladewa, tudingan tersebut terasa tidak adil. Keputusannya untuk bekerja di luar negeri bukan karena ingin meninggalkan Indonesia, melainkan untuk mengejar peluang ekonomi yang lebih baik. 

"Gak masuk akal kalau ada yang bilang kami gak nasionalis. Banyak dari kami tetap cinta Indonesia, bahkan kirim uang untuk keluarga di sana," ujarnya.

Irham menegaskan, meskipun pendapatan yang didapatnya jauh lebih besar dibandingkan gaji di Indonesia, dirinya tidak pernah berniat untuk meninggalkan kewarganegaraannya. Ia hanya memanfaatkan peluang yang ada demi masa depan yang lebih cerah.

Hal serupa dirasakan oleh Ahmad Shodiq, pekerja konstruksi di Jepang. Baginya, keputusan merantau bukanlah tentang meninggalkan Indonesia, melainkan soal bertahan hidup. 

"Bukan berarti kami tidak nasionalis. Kami justru berjuang di luar negeri demi keluarga di rumah," ungkap Ahmad. Ia menyoroti realita keras di Indonesia: gaji rendah yang tidak sebanding dengan biaya hidup membuat banyak orang tak punya pilihan selain mencari penghidupan di luar negeri.

BACA JUGA:Kemnaker dan BGN Kolaborasi Ciptakan Lapangan Kerja Lewat Program MBG

BACA JUGA:Menteri PKP Sebut Pemerintah Komitmen Tingkatan Standar Kualitas Rumah Subsidi

Di sisi lain, kritik terhadap tagar ini menunjukkan ketidakpahaman terhadap kompleksitas motivasi individu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan