Inspirasi Kota Hijau di Tengah Panasnya Gurun Pasir

Suasana jalan pusat Kota Masdar yang didesain teduh dan kecil di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin 13 Januari 2025--(ANTARA/Putu Indah Savitri)

BACA JUGA:Kontemplasi Jelang 100 Hari Kabinet Merah Putih

Peran estetika tidak memerlukan penjelasan yang terlampau teknis. Menurut Salah, biarlah mata yang menilai keindahan dari masing-masing bangunan dengan karakter tersendiri. Bentuk yang berbeda-beda mendatangkan keunikan untuk bangunan di Kota Masdar.

Keunikan itu pula yang memberi manfaat bagi para pengunjung, penghuni, maupun mitra agar bisa mengidentifikasi gedung yang ingin mereka tuju. Tinggal menyebut ciri-ciri bangunan, maka para tamu tidak perlu kerepotan untuk mencari label nama gedung.

Yang kedua adalah peran sosial. Bangunan-bangunan di Kota Masdar bertujuan untuk memberi privasi kepada penduduk yang tinggal di wilayah tersebut, baik kepada para pelajar yang menuntut ilmu, para teknisi yang bekerja, hingga para guru yang menyiapkan bahan ajar.

Masing-masing kegiatan memiliki tempat terpisah, namun juga tersedia tempat bagi mereka untuk berinteraksi.

Peran ketiga adalah ekonomi, dalam hal ini penghematan energi. Masing-masing bangunan menggunakan bahan yang bertujuan untuk mengurangi panas. Tidak hanya melalui bahan, tetapi ukuran jendela, arah bangunan, hingga dekorasi bangunan pun bertujuan untuk mengurangi panas.

Implikasinya, mereka bisa memangkas biaya kelistrikan dengan mengurangi penggunaan pendingin ruangan. Ialah pemahaman umum bahwasanya kota yang berada di tengah-tengah gurun memiliki momok berupa boros listrik untuk menghidupkan pendingin.

Peran terakhir, dan yang paling terlihat, adalah peran lingkungan. Melalui pengurangan konsumsi listrik, maka emisi karbon pun akan berkurang.

Tidak hanya itu, panel surya juga terpasang di atap sejumlah bangunan, salah satunya pada bangunan Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI).

BACA JUGA:Mengenal Alat Musik Migran di Pulau Belitong

Bangunan tersebut didesain mengikuti arah matahari. Pada sisi jendela yang paling banyak terpapar sinar matahari, para desainer memasang alat peneduh agar suhu tidak naik pada ruangan yang terdampak sinar matahari langsung.

Bagi sisi yang tidak terkena sinar matahari, para desainer tidak memasang alat peneduh di sana. Salah menjelaskan, meski bangunan jadi terlihat seperti belum selesai karena alat peneduh yang seolah-olah belum terpasang seutuhnya, esensi yang ingin diangkat adalah efisiensi.

Untuk apa memasang alat peneduh pada sisi yang tidak terkena sinar matahari? Seluruh desain, kata Salah, memiliki tujuan dan fungsi.

Oleh karena itu, apabila terdapat bagian yang tidak berguna di suatu desain sebuah bangunan, ia akan menjadi orang pertama untuk meminta bagian tersebut dihilangkan.

Komparasi dan inspirasi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan