Menunggu Pembuktian Patrick Kluivert di Bulan Maret

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert menunjukkan jersey Timnas Indonesia yang bertuliskan namanya saat acara perkenalan Pelatih Baru Timnas Indonesia di Jakarta, Minggu (12/1/2025)-Muhammad Adimaja/tom.-ANTARA FOTO

Pada Sabtu 11 Januari, mantan pemain Persebaya Surabaya itu baru saja mencatatkan debutnya bersama Oxford United ketika tampil sebagai pemain pengganti menit ke-89 melawan Exeter City pada putaran ketiga Piala FA. Meski berakhir dengan kekalahan 1-3, debut Marselino di Oxford setidaknya menandai permulaan karier positifnya di Inggris.

Dalam beberapa pekan ke depan, Kluivert berencana akan menonton pertandingan Liga 1 Indonesia guna memantau langsung pemain lokal. Ia berharap akan menemukan pemain-pemain lokal bertalenta lainnya, seperti ia menyukai Marselino.

Makan malam bersama Rizky Ridho, Witan Sulaeman, dan Muhammad Ferarri dari Persija Jakarta, serta Ricky Kambuaya dan Witan Sulaeman dari Dewa United pada Minggu 12 Januari setelah dirinya resmi dikenalkan ke publik, adalah permulaan mengenal deretan pemain lokal.

Niat positif ini kemudian berlanjut pada Selasa 14 Januari saat dirinya dari Ketum PSSI Erick Thohir menggelar pertemuan dengan para pemilik klub-klub di Liga 1 Indonesia guna memupuk hubungan baik antara klub dan timnas, serta menunjukkan keseriusannya dalam memperhatikan talenta sepakbola lokal.

BACA JUGA:Hari Desa Nasional 2025: Desa, Gizi dan Pangan

Dalam pertemuan itu, Kluivert mengatakan bahwa antara klub dan timnas hubungannya adalah simbiosis mutualisme, saling membutuhkan dan menguntungkan satu sama lain.

”Saya membutuhkan semua orang yang berada di sini (pemilik klub). Saya membutuhkan kalian, kalian pun membutuhkan saya. Kami harus berkolaborasi untuk mencapai target kami (lolos Piala Dunia 2026),” kata Kluivert dalam keterangan resminya, Rabu 15 Januari.

Menumbuhkan cinta dari suporter

Pencinta timnas Indonesia dibuat patah hati ketika mendengar Shin Tae-yong resmi meninggalkan tim Garuda pada Senin 6 Januari. Desas-desus perginya Shin mulai terendus saat Indonesia menelan kekalahan dari China di Qingdao pada Oktober, kemudian mulai memuncak ketika pria 54 tahun itu gagal mencapai target menembus semifinal yang diberikan PSSI di ASEAN Cup 2024.

Parahnya lagi, suporter semakin sulit move on karena PSSI menunjuk pengganti Shin bukan seorang pelatih yang memiliki prestasi lebih mentereng dari pria asal Korea Selatan tersebut.

Ia adalah Patrick Kluivert, pemenang Liga Belanda, Liga Spanyol, dan Liga Champions dengan 206 gol sepanjang karier profesionalnya. Namanya memang besar sebagai pemain, tapi tidak saat menjadi pelatih kepala.

BACA JUGA:Setumpuk PR Buat Patrick Kluivert

Catatan minor sebagai pelatih kepala membuat publik ragu dan ketidakyakinan kepada Kluivert semakin menjadi-jadi akibat pria 48 tahun itu dikabarkan pernah terjerat kasus kriminal judi.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur. PSSI tak mungkin menganulir keputusannya mendatangkan Kluivert setelah diumumkan secara resmi. Satu-satunya yang mesti dilakukan Kluivert adalah membuktikan kepada fans timnas bahwa anggapan mereka 100 persen salah.

Soal mendapatkan cinta, Shin adalah ahlinya. Ia sangat dicintai oleh fans Indonesia dimana pun ia bersama tim Garuda bermain. Setelah menorehkan sejumlah pencapaian bersejarah untuk Indonesia, mereka yakin bahwa dengannya, Garuda bisa bermain di Piala Dunia 2026.

Apalagi, jatah Asia bertambah dari 4,5 menjadi 8,5. Perubahan kuota ini terjadi akibat bertambahnya peserta Piala Dunia 2026 dengan 48 tim dari semula 32 tim dari peserta pada edisi 1998 sampai 2022.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan