Vonis & Pengakuan Harvey Moeis: Pedihnya Dampak Korupsi Timah Bagi Warga Babel

Reporter: Yudiansyah |

Editor: Yudiansyah |

Minggu , 12 Jan 2025 - 22:52

Harvey Moeis peluk hangat istrinya Sandra Dewi usai sidang korupsi timah di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat--(Jawapos)

Vonis Harvey Moeis

Salah satu sorotan utama dalam kasus ini adalah vonis yang diterima oleh terdakwa Harvey Moeis, suami artis Sandra Dewi, yang hanya dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara.

Vonis ini bahkan mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto, yang menilai hukuman tersebut sangat ringan. "Sewajarnya adalah 50 tahun," ujar Presiden, sambil memberikan dukungan penuh terhadap langkah banding yang diambil oleh Kejaksaan Agung.

Namun, bagi warga Bangka Belitung (Babel), hal yang lebih menyakitkan adalah ketidakjelasan terkait dana CSR atau dana sosial sebesar Rp 420 miliar yang seharusnya digunakan untuk warga Babel.

Pihak berwenang menyatakan bahwa dana tersebut sudah habis saat pandemi Covid-19, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang aliran dana tersebut.

"Kami akan terus menanyakan hal ini, karena dana itu jumlahnya jelas, tujuannya jelas, tapi kenyataannya tidak ada penjelasan kemana uang itu pergi," ujar Budayawan Babel, Ahmadi Sopyan.

Selain itu, satu hal yang juga perlu dipertanyakan adalah siapa sosok 'wasit' yang tampaknya menjadi tempat bagi Harvey Moeis untuk melaporkan segala hal terkait kasus ini.

"Dengan sikap tegas Presiden Prabowo, kami rasa sudah saatnya Kejaksaan Agung dan aparat mendesak siapa 'wasit' tersebut. Kalau Harvey Moeis tidak mau berbicara, saya yakin para bos timah pasti tahu siapa dia," kata Ahmadi.

"Tidak mungkin Harvey Moeis akan menyebut nama 'wasit' tersebut jika para cukong tidak mengenalnya. 'Wasit' ini sepertinya digunakan Harvey Moeis untuk menjaga komitmen setoran dari para bos timah," tegasnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dari sekian banyak terdakwa, Harvey Moeis memang tampil paling rapi dan sopan, selalu tersenyum setiap kali persidangan berlangsung dalam kasus korupsi tata niaga komodias timah di wilayah IUP PT Timah 2015-2022.

Namun, dia juga menjadi terdakwa yang paling sering menghindar dan berkelit saat ditanya, terutama mengenai aliran dana CSR Rp 420 miliar yang seharusnya digunakan untuk warga Babel, yang hingga kini belum jelas kemana perginya.

Selain itu, Harvey Moeis terus menghindar dan memberikan jawaban yang terkesan tidak masuk akal ketika ditanya tentang siapa oknum 'wasit' yang selalu ia sebut-sebut sebagai tempatnya melaporkan terkait kerjasama antara PT Timah dan beberapa smelter swasta.

vonis & pengakuan harvey moeis: pedihnya dampak korupsi timah bagi warga babel                            pangkalpinang, belitongekspres.com - terlepas dari apapun yang terjadi dalam proses hukum kasus korupsi tata niaga timah, kenyataan yang tak terbantahkan bagi provinsi kepulauan bangka belitung (babel) adalah ekonomi daerah ini mengalami kemerosotan yang sangat tajam. 
bahkan, akibat kasus korupsi tata niaga timah di wilayah iup pt timah antara tahun 2015 hingga 2022, provinsi kepulauan bangka belitung (babel) tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di indonesia sepanjang tahun 2024.
kondisi ini terjadi karena meskipun kejaksaan agung telah turun tangan dalam penegakan hukum, namun upaya tersebut tidak diimbangi dengan kebijakan yang jelas dari pemerintah pusat atau langkah konkrit untuk memperbaiki tata kelola timah. 
pemerintah terkesan gamang, seolah hanya menunggu. akibatnya, ekonomi rakyat babel yang sebagian besar bergantung pada sektor pertambangan timah, langsung terpuruk.
baca juga:oknum aparat disebut terlibat penyelundupan timah, ini respon polres belitung 
harapan akan adanya perbaikan di tahun 2025 tampaknya akan sulit terwujud. isu yang beredar di publik lebih banyak mengarah pada vonis para terdakwa dan perhitungan kerugian negara serta kerusakan lingkungan yang fantastis. 
banyak yang terlalu fokus membahas angka kerugian lingkungan yang mencapai rp 271 triliun, seolah angka tersebut adalah uang tunai yang dikorupsi oleh para terdakwa.
padahal, angka rp 271 triliun tersebut merujuk pada kerugian akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah iup pt timah di babel sebagai akibat dari kegiatan pertambangan.
kondisi terbaru mengungkapkan bahwa seorang pengacara asal babel, andi kusumah, mengadukan ahli dari ipb bogor, profesor bambang hero saharjo, ke polda babel terkait pernyataan angka rp 271 triliun. namun, banyak yang tidak setuju dengan langkah yang diambil oleh andi kusumah.
baca juga:korupsi komoditas timah babel: kejagung periksa 2 karyawan pt timah
dari penelusuran babel pos (grup belitong ekspres), laporan tersebut berawal dari angka yang disebutkan profesor bambang hero yang menghitung kerugian secara global. 
sesuai dengan konstruksi hukum, kerugian yang dihitung sebagai kerugian negara seharusnya hanya mencakup kerusakan yang terjadi dalam wilayah iup pt timah, karena pt timah adalah bumn yang beroperasi di babel.
selain itu, kerusakan lingkungan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh tambang timah, tetapi juga oleh tambang pasir, batu, dan kaolin yang ada di babel.
terakhir, perlu dicatat bahwa penyelidikan oleh kejaksaan agung fokus pada tata niaga timah antara tahun 2015 hingga 2022, yang berarti hanya dalam kurun waktu 7 tahun. padahal, kegiatan penambangan timah di babel telah berlangsung sejak zaman kerajaan sriwijaya dan bahkan masa kolonial belanda.
baca juga:identitas pemilik 17 ton timah ilegal tangkapan polres belitung mulai terungkap, ada sejumlah nama
vonis harvey moeis
salah satu sorotan utama dalam kasus ini adalah vonis yang diterima oleh terdakwa harvey moeis, suami artis sandra dewi, yang hanya dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara. 
vonis ini bahkan mendapat perhatian dari presiden prabowo subianto, yang menilai hukuman tersebut sangat ringan. "sewajarnya adalah 50 tahun," ujar presiden, sambil memberikan dukungan penuh terhadap langkah banding yang diambil oleh kejaksaan agung.
namun, bagi warga bangka belitung (babel), hal yang lebih menyakitkan adalah ketidakjelasan terkait dana csr atau dana sosial sebesar rp 420 miliar yang seharusnya digunakan untuk warga babel. 
pihak berwenang menyatakan bahwa dana tersebut sudah habis saat pandemi covid-19, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang aliran dana tersebut. 
baca juga:polres belitung tetapkan sopir sebagai tersangka timah ilegal, polisi diminta usut pemiliknya
"kami akan terus menanyakan hal ini, karena dana itu jumlahnya jelas, tujuannya jelas, tapi kenyataannya tidak ada penjelasan kemana uang itu pergi," ujar budayawan babel, ahmadi sopyan.
selain itu, satu hal yang juga perlu dipertanyakan adalah siapa sosok 'wasit' yang tampaknya menjadi tempat bagi harvey moeis untuk melaporkan segala hal terkait kasus ini. 
"dengan sikap tegas presiden prabowo, kami rasa sudah saatnya kejaksaan agung dan aparat mendesak siapa 'wasit' tersebut. kalau harvey moeis tidak mau berbicara, saya yakin para bos timah pasti tahu siapa dia," kata ahmadi.
"tidak mungkin harvey moeis akan menyebut nama 'wasit' tersebut jika para cukong tidak mengenalnya. 'wasit' ini sepertinya digunakan harvey moeis untuk menjaga komitmen setoran dari para bos timah," tegasnya.
baca juga:sosok ‘wasit’ dalam kasus korupsi timah, harvey moeis masih pilih bungkam
seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dari sekian banyak terdakwa, harvey moeis memang tampil paling rapi dan sopan, selalu tersenyum setiap kali persidangan berlangsung dalam kasus korupsi tata niaga komodias timah di wilayah iup pt timah 2015-2022. 
namun, dia juga menjadi terdakwa yang paling sering menghindar dan berkelit saat ditanya, terutama mengenai aliran dana csr rp 420 miliar yang seharusnya digunakan untuk warga babel, yang hingga kini belum jelas kemana perginya.
selain itu, harvey moeis terus menghindar dan memberikan jawaban yang terkesan tidak masuk akal ketika ditanya tentang siapa oknum 'wasit' yang selalu ia sebut-sebut sebagai tempatnya melaporkan terkait kerjasama antara pt timah dan beberapa smelter swasta. 
akibatnya, kasus dengan dugaan kerugian negara terbesar di indonesia ini tampaknya hanya menjerat harvey moeis saja. apakah tokoh yang selama ini sering disebut-sebut akan selamat dari proses hukum? (babel pos)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres 13 Januari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan