Surat Papa
Dahlan Iskan--
"Sebenarnya akhirnya mau juga. Kami sudah ke Guangzhou. Sudah dapat donor," kata Phio. "Waktu pemeriksaan di sana diketahui paru Alvin infeksi," tambahnyi.
Itu berarti Alvin harus minum antibiotik dulu. Paling tidak sembilan hari. Transplantasi baru bisa dilakukan setelah infeksi di paru itu sembuh.
Jelaslah bahwa Alvin tidak transplan bukan karena kankernya sudah menyebar. "Tidak ada kanker," katanyi.
"Apakah dari hasil pemeriksaan dokter sebenarnya masih bisa diselamatkan dengan transplan?”
"Masih bisa. Tapi harus tunggu parunya sembuh dulu," ujarnyi.
Sambil menunggu sembuh itulah Alvin balik ke Jakarta. Alvin meninggal.
Alvin sebenarnya anak orang kaya raya. Pemilik Bank Tamara. Juga Bank Bira. Nama bapaknya sangat terkenal di Jakarta pada masanya: Atang Latief.
Salah satu yang membuat ia terkenal adalah: Jan Darmadi.
Bisnis Jan Darmadi lebih besar dari Atang. Sebagian besar tanah mahal di Kuningan adalah milik Jan Darmadi.
Atang Latief bersaing keras dengan Jan Darmadi. Berseberangan. Bermusuhan. Dua-duanya jadi terkenal.
Hanya saja Alvin, anak Atang Latief dari istri yang muda. Tidak punya hak waris. Dengan istri itu Atang punya dua anak: Alvin Lim dan adik lakinya.
"Apakah Kate pernah bertemu mama sejak terpisah di umur satu tahun itu?”
"Tidak pernah," jawab Kate.
"Tidak pernah punya rasa ingin bertemu?"
"Tidak".