Peran Bulog Dalam Simpul Koordinasi Pangan

Ilustrasi: Beras Bulog--(Antara)

Perum Bulog lebih populer di mata publik sebagai operator pangan yang melaksanakan penugasan khusus dari pemerintah, seperti impor beras, misalnya.

Itu sebabnya, menjadi sangat masuk akal bila Presiden Prabowo ingin menyiapkan transformasi kelembagaan Perum Bulog menjadi lembaga pangan nasional yang betul-betul disegani keberadaannya dan mampu mendukung pencapaian swasembada pangan.

Selain itu, agar Bulog juga semakin memperkokoh persahabatannya dengan petani.

Sampai sejauh ini, Perum Bulog merupakan perusahaan logistik milik negara yang bertujuan untuk mengelola dan mengatur pasokan pangan strategis, seperti beras, gula dan gandum.

BACA JUGA:Anggota BRICS, Babak Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia

Seiring dengan itu, perusahaan ini juga berperan dalam upaya menstabilkan harga pangan, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Selain memiliki tujuan yang bersifat umum, Perum Bulog memiliki pula beberapa tujuan strategis, di antaranya meningkatkan ketahanan pangan nasional, mengurangi ketimpangan dan kerawanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, serta menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Karena itu, Bulog memegang peran strategis sebagai simpul koordinasi pangan yang ideal untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan.

Sebagai pengendali stabilitas pasar, Bulog harus fokus pada penyerapan hasil panen petani secara adil, pengelolaan stok nasional yang memadai, serta distribusi yang efisien untuk menghindari fluktuasi harga yang merugikan.

Dalam peran ini, Bulog menjadi penyeimbang antara kebutuhan petani, konsumen, pemerintah, dan memastikan semua pihak diuntungkan.

Selain itu, Bulog dapat berperan sebagai pusat koordinasi antar-lembaga, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pangan Nasional.

Peran ini melibatkan penyediaan data pangan secara real-time untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, serta koordinasi logistik guna menjamin pasokan merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti sistem manajemen logistik dan blockchain, Bulog juga dapat meningkatkan transparansi operasional dan efisiensi distribusi, mencegah kebocoran stok dan ketidaksesuaian data.

Bulog juga perlu menjadi penggerak diversifikasi pangan, dengan mendukung pengembangan dan distribusi pangan lokal, seperti sagu, sorgum, dan umbi-umbian.

Hal ini tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional yang lebih beragam dan berkelanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan