Menggapai Ketahanan Pangan dengan Memanfaatkan Lahan Bekas Rob
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Lili Sulistyawati (kiri) bersama Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Rizky Aditya (kanan) saat acara panen padi bersama di bekas lahan rob di Pekalongan, belum lama ini-Kutnadi-ANTARA
Pada awalnya, pemkot merencanakan penanaman padi di lahan terdampak rob seluas 5 hektare. Namun kondisi lahan yang kering pada saat kemarau esktrem tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Namun, upaya untuk menggapai ketahanan pangan dan swasembada pangan terus digerakkan dengan membuka lahan sawah yang banyak ditumbuhi rerumputan liar dengan menggunakan traktor dan penyemprotan sebagai tahap awal mengolah lahan.
Demikian pula Pemkot dan Kodim 0710/Pekalongan melakukan normalisasi saluran pertanian yang tersendat agar air bisa mengalir lancar. Dengan kondisi lahan sawah yang masih membutuhkan banyak perhatian tidak bisa sekaligus dilakukan oleh Pemkot Pekalongan.
Dari target awal mengolah lahan pertanian terdampak rob seluas 5 ha di Kelurahan Krapyak ini hanya bisa dilakukan oleh Pemkot Pekalongan seluas 1,2 ha.
Salah satu permasalahan lahan sawah payau di pesisir pantai ini adalah kondisi salinitas yang tinggi, baik salinitas sumber airnya maupun tanah hasil dari intrusi air laut. Dampaknya, jika ditanam akan terjadi keracunan ion, dimana jumlah anakan berkurang dan menyebabkan produktivitas padi juga turun.
BACA JUGA:Warisan Budaya Urang Darat Belitong yang Terlupakan
Karena itu, lahan dengan kondisi seperti itu perlu diupayakan mendapatkan padi dengan varietas unggul baru yang tahan terhadap salinitas tinggi yaitu menggunakan padi biosalin.
Varietas padi biosalin tersebut, selain di Kota Pekalongan juga sudah diujicobakan di daerah lain dengan kondisi tektur tanah di daerah lain seperti Provinsi Banten dan beberapa wilayah di pantura mulai dari Bekasi dan Merauke.
Tentunya, dengan kondisi curah hujan yang tinggi seperti sekarang ini diharapkan produksi hasil panen padi akan semakin tinggi dan bagus sehingga bisa menjaga ketahanan pangan sekaligus membantu swasembada pangan nasional.
Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Infantri Rizky Aditya berharap dengan adanya penanaman padi di lahan bekas rob seperti di Celumprit, Bendungan, dan Degayu ada keinginan para petani menggarap lahan.
Namun demikian, sebelumnya lahan bekas rob yang akan ditanami padi akan dicek kondisinya apakah layak bisa ditanam atau tidak, terkait dengan sumber air dan salinitasnya.
BACA JUGA:Putusan-putusan MK yang Mengukir Sejarah Sepanjang 2024
"Jadi, tidak serta merta lahan sawah terdampak rob itu bisa ditanam padi. Akan tetapi perlu dicek kondisi lahan sawah itu," katanya.
Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya Kota Pekalongan Moh Besar mengaku setelah lahan sawahnya terendam rob selama delapan tahun sulit untuk ditanam padi karena kandungan air asin yang tinggi sehingga pertumbuhan tanaman padi terganggu dan mengalami gagal panen.
Meski mengalami gagal panen, para petani berupaya mengulangi mengolah lahan pertanian itu dengan harapan bisa mendapatkan panen yang bagus. Kendati demikian semangat para petani pun akhirnya menyerah dengan keadaan yang ada karena tanaman padi yang ditanam gagal panen lagi.