Menggapai Ketahanan Pangan dengan Memanfaatkan Lahan Bekas Rob

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Lili Sulistyawati (kiri) bersama Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Rizky Aditya (kanan) saat acara panen padi bersama di bekas lahan rob di Pekalongan, belum lama ini-Kutnadi-ANTARA

Pada tahap awal, pada 2024 Pemkot Kota Pekalongan bersama Kodim 0710 Pekalongan, dan Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk Bogor  melakukan uji coba penanaman padi jenis biosalin di lahan seluas lima  hektare di lahan terdampak banjir dan rob.

Lahan terdampak rob yang dibiarkan hingga tumbuh rerumputan liar selama delapan tahun itu berada di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara.

BACA JUGA:Indonesia Menjadi Model Penanganan Teroris di Dunia

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Lili Sulistyawati menyebutkan lahan baku sawah pada 2024 masih menyisakan seluas 723,45 hektare.

Meski dengan lahan terbatas namun hal ini tidak mengurungkan semangat Pemkot Pekalongan untuk bisa berdaya saing seperti kabupaten/kota lain dalam mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.

Sejak adanya program penanggulangan banjir dan rob di daerah ini terdapat 95 hektare lahan terdampak rob yang sudah mengering ditargetkan menjadi lahan sawah. Namun, upaya mencapai target itu, akan dilakukan secara bertahap.

Kegiatan pembukaan lahan pertanian di bekas lahan terdampak rob ini terlaksana atas kerja sama Pemkot Pekalongan bersama Kodim 0710/Pekalongan, BBPSI Biogen, Yayasan Tasnim, serta Kelompok Tani Harapan Jaya Kota Pekalongan.

Pada awalnya, pembukaan lahan demonstration pilot (demplot) ini seluas lima hektare. Namun, ternyata lahan eks rob ini pada saat musim kemarau sangat ekstrem dengan kandungan kadar Total Dissolved Solids (TDS) yang sangat tinggi yang mencapai 8.643 TDS dan salinitas tinggi.

BACA JUGA:Hadapi Jerat Paylater: Solusi Menghindari Utang Menumpuk

"Dengan kondisi lahan seperti itu, maka membutuhkan perlakuan khusus," kata Lili Sulistyawati.

Pembukaan lahan sawah seluas lima  hektare itu juga tidak serta merta sukses dilakukan oleh Pemkot Pekalongan karena adanya keterbatasan anggaran dan sarana dan prasarana, serta kondisi yang ekstrem.

Sebagai langkah awal menuju ketahanan pangan dan swasembada pangan ini, Pemkot Pekalongan hanya bisa melaksanakan demplot seluas 1,2 hektare di area lahan sawah Kelompok Tani Harapan Jaya Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara.

Pelaksanaan dimulai dari  Juni hingga November 2024 yang dimulai dengan pembukaan lahan dan penyemprotan pestisida dengan menggunakan drone.

Berdasarkan hasil ubinan dari BPS untuk padi Biosalin 1 dengan kadar salinitas 7 Part Per Million (PPM), produktivitas padi bisa mencapai 7,1 ton per hektare dengan jangka waktu panen sekitar 94 hari.

BACA JUGA:Merajut Kekuatan Menuju Kedaulatan Pangan Indonesia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan