Mematri Gerakan Energi Lestari dari Sekolah Berdikari
Kebun hidroponik di SMPN 1 Kota Cirebon, Jawa Barat-Fathnur Rohman-ANTARA
Di luar akademik, Javier mengikuti kegiatan keanekaragaman hayati yang menjadi wadah untuk siswa mempelajari spesies tanaman di lingkungan sekitar.
Tujuannya menumbuhkan kesadaran pada siswa, termasuk dirinya, untuk benar-benar peduli terhadap keberlanjutan ekosistem.
Javier mengenali aneka tanaman di sekolahnya lewat kegiatan ini. Dirinya kerap membantu menempelkan barcode, agar setiap pohon memiliki identitas sampai ciri-ciri morfologinya yang mudah dilacak.
BACA JUGA:Arah Baru Digitalisasi Pariwisata Indonesia
Nabila, teman seangkatan Javier, merasakan hal serupa. Ia jatuh hati pada atmosfer sekolah yang sejuk dan menenteramkan.
Ia aktif dalam program kegiatan memilah sampah organik dan anorganik, setelah belajar di sekolah.
Segala rutinitas yang dilakoni menjadi pintu masuk bagi mereka, untuk memahami bagaimana lingkungan dan energi saling berkaitan.
Misalnya, ketika kelas terasa lebih teduh, penggunaan kipas angin dapat dikurangi. Kemudian, saat cahaya alami cukup maka lampu tidak perlu menyala sepanjang hari.
Keduanya mengakui kebiasaan kecil tersebut menjadi bagian awal, untuk memahami pentingnya konservasi energi.
Energi lestari
Pengenalan konsep energi lestari dapat tumbuh ketika didukung ekosistem belajar yang dipraktikkan setiap hari. Hal ini diamini oleh Wakil Kepala SMPN 7 Kota Cirebon Dewi Yoni Setyorini.
Ia menilai konsep energi lestari dilihat dari cara menggunakan sumber daya secara holistik, dan tidak sebatas soal listrik.
BACA JUGA:Restrukturisasi Utang Whoosh dan Pergeseran Kerja Sama Infrastruktur
Ada berbagai program yang dijalankan di sekolah ini yang menerapkan konsep tersebut, misalnya budidaya jamur tiram.
Awalnya guru-guru mempelajari budidaya jamur melalui pelatihan, kemudian mencoba menerapkannya di sekolah, hingga akhirnya berhasil memanen jumlah melimpah, sekitar 10 kg.
Hasilnya diolah menjadi makanan ringan atau dijual segar dengan label sekolah. Adapun omzet penjualan diputar kembali menjadi modal bibit. Hal serupa berlaku juga untuk budidaya sayur hidroponik.