Mematri Gerakan Energi Lestari dari Sekolah Berdikari
Kebun hidroponik di SMPN 1 Kota Cirebon, Jawa Barat-Fathnur Rohman-ANTARA
BACA JUGA:Membuka Kembali Catatan Penanganan Pandemi Oleh KBRI Kuala Lumpur
Menurut dia sistem surya ini memberi dukungan signifikan pada program penghijauan sekolah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional.
Listrik dari PLTS dapat memasok ruang perpustakaan, tata usaha, laboratorium, hingga kebun hidroponik.
Letak Cirebon di wilayah pesisir, lanjut dia, membuat durasi penyinaran matahari lebih panjang dan stabil.
Dari pihak penyedia, PHE ONWJ rutin melakukan pemantauan panel, baterai, dan inverter agar operasinya tetap andal.
Gangguan sempat terjadi, tetapi dukungan teknis membuat instalasi kembali stabil.
Kontribusi SMPN 7 Cirebon dalam pemanfaatan tenaga surya, mungkin tak seberapa dibanding penggunaan PLTS atap yang secara nasional mencapai 538 MWp per Juli 2025. Sesuai catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Meski begitu, pada skala mikro, model seperti ini dapat direplikasi ke sekolah lain sehingga semangat efisiensi energi meluas di dunia pendidikan.
Kesadaran
Hampir setiap sudut sekolah ini menciptakan ruang belajar yang ramah indera, ditunjang listrik bertenaga surya. Kenyamanan itu dirasakan para siswa, termasuk Javier, pelajar kelas VIII.
BACA JUGA:Formula Presiden Prabowo Dari APEC Gyeongju untuk Dunia
Saat di bangku sekolah dasar (SD), dirinya sulit berkonsentrasi karena lingkungannya sangat panas.
Di sekolahnya sekarang, ruang kelas mendapat pasokan udara alami yang mengalir dari jendela-jendela besar.
Kondisi tersebut membantunya fokus ketika mengikuti pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Kala suntuk melanda, Javier memilih menatap pepohonan di luar sebagai jeda singkat sebelum kembali dalam rutinitas belajar.
“Aku merasa lebih fokus saat belajar, terutama pada pelajaran yang sulit seperti fisika dan matematika,” tuturnya kepada ANTARA di sela waktu istirahatnya.