Membangun (kembali) Kemitraan Bagi UMKM
Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman dan Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah menjajal promosi belanja langsung daring di kegiatan Penguatan Kemitraan dan Rantai Pasok UMKM pada Klaster Oleh-Oleh di Gerai Lengkong, Kota Tangerang Selatan, Selasa (29/7-Pemprov Banten-ANTARA/HO
Pada akhirnya, kemitraan yang melibatkan UMKM dengan usaha besar merupakan upaya scalling up bagi UMKM.
Hal tersebut juga yang termaktub dalam UU Nomor 6 Tahun 2023, bahwa kemitraan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usaha UMKM.
Dampak Positif
Banyak pakar ekonomi kerakyatan menguraikan manfaat dari kemitraan strategis bagi UMKM. Kemitraan akan memberikan pasar yang baru bagi UMKM jika mendapatkan mitra yang tepat.
BACA JUGA:Reformasi Pengawasan Internal untuk Pemerintahan Akuntabel, Transparan
UMKM juga dapat meningkatkan kualitas produknya. Selain itu melalui kemitraan akan menumbuhkan inovasi UMKM, juga menciptakan basis pelanggan baru bagi UMKM.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dian, Fitri, dan Bertha (2024) ditemukan bahwa salah satu faktor untuk mengadopsi teknologi adalah kemampuan pemasaran, kemampuan melakukan inovasi, dan kemitraan UMKM.
Lebih lanjut dikatakan bahwa input penting dalam inovasi adalah kemitraan. Kemudahan akses terhadap sumber daya, juga sangat dipengaruhi oleh kemitraan.
Studi sebelumnya pun menunjukkan bahwa kemitraan pola rantai pasok turut andil dalam meningkatkan hasil penjualan UMKM.
Dari berbagai literatur juga disimpulkan bahwa kemitraan memiliki dampak positif bagi UMKM. Kebijakan kemitraan bagi UMKM dengan usaha besar menjadi hal yang strategis.
Peran usaha besar menjadi penting dalam proses scalling up UMKM. Kemampuan yang dimiliki oleh usaha besar, sedikit banyaknya dapat “dikonsumsi” oleh UMKM.
Usaha besar pun sedikit banyak mendapatkan manfaat dari kemitraan, seperti mendapatkan harga yang murah, hingga menghemat biaya operasional. Pada akhirnya, kemitraan pun menghasilkan sebagaimana yang menjadi tujuannya, yakni “keuntungan”.
BACA JUGA:Ikhtiar Mengakhiri Siklus Tahunan Karhutla
Tak Ada Gading yang Tak Retak
Namun, sebagaimana peribahasa tidak ada gading yang tidak retak, implementasi kemitraan bagi UMKM pun tidak sesempurna hasil penelitian.
Angka partisipasi kemitraan UMKM terdata masih rendah. Menurut ADB (2021), baru sebesar 4,1 persen UMKM yang terlibat berpartisipasi dalam kemitraan rantai pasok global.
Sedangkan menurut Bappenas (2020), porsi usaha kecil dan menengah yang terlibat dalam kemitraan rantai pasok global baru sekitar 7 persen.