BELITONGEKSPRES.COM - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) telah meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tidak memaksakan penggunaan susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis.
Menurutnya, produksi susu sapi di Indonesia saat ini belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan program tersebut, sehingga ia menyarankan agar sumber protein lainnya dipertimbangkan.
"Susu produksi kita masih terbatas. Kami meminta Badan Gizi untuk tidak mengharuskan konsumsi susu," ungkap Sudaryono di Jakarta pada Selasa.
Dia menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis tidak harus mengandalkan susu, melainkan dapat menggunakan alternatif sumber protein hewani seperti telur dan ayam, atau protein nabati, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dan ibu hamil.
BACA JUGA:PTPN III Gandeng BNN Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Pekerja Perkebunan
BACA JUGA:Ini Peran Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Impor Gula kemendag Tahun 2015
Namun, Sudaryono juga menyatakan bahwa jika produksi susu sapi di Indonesia meningkat, menu susu dapat secara bertahap dimasukkan ke dalam program Makan Bergizi Gratis. Ia menekankan pentingnya penyesuaian program ini dengan kapasitas produksi dalam negeri agar tidak membebani negara dengan potensi impor.
"Seiring meningkatnya produktivitas susu, kami tentu ingin menyertakan susu dalam menu, terutama di daerah-daerah penghasil susu seperti Banyumas dan Boyolali, di mana sekolah-sekolah bisa mendapatkan susu dalam program ini," tambahnya.
Sebelumnya, Kementan juga menegaskan tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, menjelaskan bahwa Kementan lebih berfokus pada mengundang investor dari Vietnam untuk mengembangkan industri sapi perah di Indonesia, guna meningkatkan produksi susu dalam negeri.
"Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan Kementan adalah mengajak investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di sini demi meningkatkan produksi nasional, bukan untuk impor," jelas Arief.
BACA JUGA:Mentan Amran Ingatkan Pegawai Kementan Tidak Tergoda Tawaran Komisi Proyek
BACA JUGA:Korupsi Impor Gula, Kejagung Putuskan Tahan Tom Lembong di Rutan Salemba Selama 20 Hari
Ia menekankan pentingnya klarifikasi informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengenai investasi dari Vietnam.
Arief menambahkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri dan mencapai kemandirian pangan, sesuai dengan arahan Presiden. (ant)