BELITONGEKSPRES.COM - Presiden Prabowo Subianto menekankan peran vital Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi, seperti Pertamina dan PLN, dalam mendukung transisi energi nasional.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu dalam orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-15 Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pada Senin, 28 Oktober.
Anggito menegaskan komitmen Prabowo untuk memperkuat kedua institusi tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
“Perusahaan seperti Pertamina dan PLN memerlukan talenta terbaik, sehingga perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sumber daya manusia yang kompetitif,” ungkapnya.
BACA JUGA:Wamentan Dorong Milenial Berperan Aktif dalam Ketahanan Pangan Melalui Teknologi Digital
BACA JUGA:Menteri PKP Umumkan Anggaran Rp5,07 Triliun untuk Pembangunan Perumahan di 2025
Anggito menambahkan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% hingga 8% untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Target ini tidak mustahil dicapai, terutama dengan pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah di tanah air. "Sektor energi kita saat ini mengalami keterlambatan. Padahal, cadangan energi di Indonesia sangat melimpah," jelasnya.
Dia juga mengingatkan bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 akibat bonus demografi, dan jika tidak dimanfaatkan secara optimal, bisa berpotensi menimbulkan krisis.
Oleh karena itu, Anggito berharap Sekolah Vokasi UGM dapat berfungsi sebagai agen perubahan dalam mencetak SDM yang kompetitif dan inovatif serta dapat menjangkau masyarakat di berbagai daerah.
BACA JUGA:Prabowo Minta Kementan Percepat Program Cetak Sawah Seluas 3 Juta Hektare
BACA JUGA:Presiden Prabowo Akan Luncurkan Danantara, Badan Pengelola Investasi Negara
“Kami berharap talenta muda berprestasi dapat muncul dan berkarya tanpa terhalang oleh masalah ekonomi,” tambahnya.
Rektor UGM, Ova Emilia, menyoroti bahwa pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam menjembatani dunia akademik dan industri. Saat ini, SV UGM bekerja sama dengan 370 mitra industri dan institusi, dengan fokus pada adaptasi teknologi dan keselarasan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri.
“Ada dua aspek penting bagi sekolah vokasi. Pertama, adaptasi terhadap teknologi. Kedua, keselarasan kompetensi untuk menghadapi tantangan industri,” tutup Ova. (beritasatu)