TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Momen debat perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Belitung Pilkada 2024 yang berlangsung di Bahamas Hotel, Jumat pekan lalu, hingga saat ini masih menarik perhatian masyarakat.
Pasalnya, Calon Bupati Belitung Nomor Satu Djoni Alamsyah yang salah menyebutkan kata hingga berulang kali menjadi sorotan. Seperti kata BPJS yang seharusnya BPS dan angka triliun miliar.
Hal itu terjadi pada segmen tanya jawab antara Paslon 3 Hendra Caya-Sylvana dan Paslon 1 Djoni Alamsyah-Syamsir pada tema pengembangan ekonomi kreatif pasca tambang, pemberdayaan UMKM, dan kemandirian ekonomi rumah tangga.
Saat itu Djoni menyebut bahwa pengeluaran per kapita masyarakat Belitung untuk makanan dan minuman siap saji mencapai Rp600 triliun. Lalu diralat menjadi Rp600 miliar, sebagai potensi ekonomi yang hilang jika tidak dimanfaatkan untuk pengembangan UMKM.
BACA JUGA:Kampanye Kamarudin Muten, Warga Kembali Adukan Sulitnya Pelayanan Kesehatan di Beltim
BACA JUGA:Debat Pilkada Beltim, Burhanudin: Pemimpin Harus Realistis dalam Pembangunan Berkelanjutan
"Sebelumnya perlu diketahui bahwa pengeluaran per kapita untuk makanan dan minuman siap saji hampir Rp600 triliun. Mungkin kita tidak menyadari angka seperti itu ini angka cukup besar," kata Djoni.
"Dan ini momentum yang harus kita bangun untuk UMKM. Kita ketahui angka Rp600 triliun, miliar, adalah angka untuk lokal, bukan angka untuk di luar Belitung," ungkap Djoni, Paslon dengan jargon Djoss.
Mendengar apa yang disampaikan dari Djoni, Hendra Caya pun kaget. Lalu Hendra menanyakan terkait data yang disampaikan Djoni saat sesi awal debat tersebut.
Setelah itu, Hendra mempertanyaan soal kartu kuning Geopark Belitong, yang sebelumnya juga disoroti Djoni. Dia menjelaskan, tentang kalkulasi dari data yang disampaikannya.
BACA JUGA:Calon Bupati Beltim: Kamarudin Muten Rutin Alokasikan CSR Lebih dari 1 Miliar Per Tahun
BACA JUGA:Debat Pertama Pilkada 2024, Kamarudin Muten: Fokus Kerja untuk Beltim, Bukan Sekadar Janji
Saat itu Djoni menyebutkan sumber data yang dia terima dari BPJS yang semestinya adalah BPS. "Ini data, data dari BPJS yang harus bisa kita lihat bersama-sama nantinya," katanya. Syamsir yang mengetahui yang diucapkan Djoni salah, lalu ia berbisik kepadanya.
Data yang diungkapkan Djoni langsung mendapat sorotan dari Hendra Caya. Mantan Sekda Belitung ini menekankan pentingnya keakuratan data, kususnya dalam forum publik.
Tujuannya agar masyarakat tidak mendapat informasi yang keliru. Hendra juga mengingatkan bahwa penyampaian data tanpa dasar yang kuat bisa menjadi pembohongan publik.