Menang 12-10. Kalah 9-11. Menang lagi 11-8. Hampir menang 10-7. Deuce 10-10. Deuce 11-11. Deuce 12-12. Kalah 12-14.
Kini kedudukan imbang 2-2 untuk Komang-Sisca dan Rizal-Aminah.
Set keempat yang harusnya bisa dibungkus kemenangan oleh Komang-Sisca malah menjadi milik Rizal Zulmi dan Siti Aminah dari Jawa Timur. Pertandingan terpaksa dilanjut pada set kelima.
Tiga pertandingan perempat final ganda campuran lainnya sudah selesai. Taufiq-Wida dari Jawa Barat sudah mengalahkan Benjamin-Tasya dari Jakarta 3-1. Pasangan senior Jawa Timur Ficky-Christine menang 3-0 atas Abdul Hair-Winda dari Kalimantan Timur. Dan Affan-Vita yang superior di dua laga ganda campuran sebelumnya juga sudah menang tiga set langsung, 3-0, dari wakil Jawa Tengah, Gusti-Indri.
Adzan ashar sudah terlewat jauh. GOR Angsapura di Kota Medan hampir sepi. Tinggal tersisa bunyi ping pong dari meja Komang-Sisca dan Rizal-Aminah, serta sorak sorai pendukung Bali dan Jawa Timur di pojok gelanggang.
Komang-Sisca kembali unggul 10-7 di set penentuan. Kemenangan kembali di depan mata. Terbayang sudah Bali yang akan meraih medali pertamanya, minimal perunggu, dalam sejarah penyelenggaraan PON cabang tenis meja.
BACA JUGA:Calon Tunggal Tidak Mengurangi Makna Demokratis Pilkada
Dalam tenis meja, siapapun yang meraih semifinal, setidaknya sudah memastikan naik podium. Karena tidak ada perebutan medali perunggu, melainkan juara tiga bersama.
Tapi bayangan medali itu sirna lagi setelah smes keras Komang meleset dari meja.
“YHOOO!!” “YHOOO!!” “YHOOO!!!”
Rizal berteriak sekeras-kerasnya. Tiga kali. Sambil mengepalkan tangan kiri sekuat-kuatnya. Begitu pun Aminah.
Skor kembali deuce 10-10.
Sisca terpaku dengan tegak melihat bola yang meleset, lantas tersenyum getir. Komang mengempaskan napas lewat mulut seraya menggembungkan kedua pipinya. Lalu dia menepuk punggung Sisca dengan bet sekali lalu mengangguk.
“Ini pertandingan hidup dan mati,” batin Komang.
Terbayang sudah perjuangannya sampai pada babak ini. Mereka selalu bermain lima set pada dua pertandingan sebelumnya, yang juga selalu diakhiri dengan kemenangan lewat drama deuce 10-10 saat melawan Rizon-Mira dari Jakarta, dan Fikri-Riri yang mewakili Kalimantan Timur.