PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaporkan bahwa nilai ekspor timah dan nontimah daerah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan pada Juli 2024.
Total ekspor bulan tersebut tercatat sebesar 133,84 juta Dolar AS, turun 17,18 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 161,62 juta Dolar AS. Ekspor timah mengalami kontraksi cukup besar, yakni 19,35 persen.
"Nilai ekspor timah pada Juli tahun ini mencapai 106,66 juta Dolar AS, mengalami penurunan sebesar 19,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 132,25 juta Dolar AS," ungkap Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga, Rabu 4 September 2024.
Ia menjelaskan bahwa ekspor komoditas nontimah tercatat sebesar 27,18 juta Dolar AS, mengalami penurunan sebesar 7,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor nontimah juga menurun sebesar 36,06 persen.
BACA JUGA:Rudianto Tjen Kembali Gelar Operasi Katarak di Bangka Belitung, Ini Jadwalnya
BACA JUGA:DPRD Babel Setujui Rancangan APBD Perubahan 2024
"Sebagian besar timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diekspor ke negara-negara di Asia, dengan India sebagai tujuan utama," kata Toto Haryanto.
Toto menyebutkan bahwa sepanjang Januari hingga Juli 2024, sebanyak 33,84 persen ekspor timah dikirim ke India dengan nilai mencapai US$172,55 juta.
Korea Selatan dan Singapura menempati posisi berikutnya dengan masing-masing 19,23 persen dan 11,78 persen dari total ekspor timah. Selanjutnya, Tiongkok dan Taiwan juga menjadi tujuan utama ekspor.
"Lima negara tujuan utama ekspor timah ini berkontribusi sebesar 81,70 persen terhadap total ekspor timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke seluruh dunia," tambahnya.
BACA JUGA:Data ASN Pemprov Babel Bocor ke Publik, BKPSDMD Bergerak Cepat
BACA JUGA:Kasus Perintangan Penyidikan Korupsi Timah: Adik Bos Aon Divonis Lebih Ringan
Toto juga menambahkan bahwa total nilai ekspor ke lima negara tersebut dari Januari hingga Juli 2024 mencapai US$416,58 juta. Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya (c-to-c), terjadi kontraksi pertumbuhan ekspor sebesar 45,25 persen ke lima negara terbesar tujuan ekspor timah tersebut.
"Singapura mengalami kontraksi terbesar hingga 66,97 persen, disusul oleh Taiwan yang terkontraksi sebesar 28,65 persen. Sementara itu, Tiongkok mengalami kontraksi terdalam mencapai 80,68 persen," tandasnya. (ant)