Terlebih dinas teknis dalam hal ini Disnakerkop yang harus berkomunikasi dengan perusahaan sawit sebagai perantara ke Kementerian dan UMKM. Dia pun sangat para pelaku UMKM punya kemampuan yang baik.
"Cuman masalahnya, mau atau tidak untuk mengolah dan memanfaatkan peluang ini. Coba lihat di internet banyak anak muda yang mampu menjadi eksportir. Semua bisa dilakukan dengan cara kita memahami kebutuhan pasar apa, komoditi kita apa untuk kita dorong keluar," tandas Burhanudin.
BACA JUGA:Idul Adha 2024, Pokja Wartawan di Pulau Belitung Terima Sapi Kurban dari PT Timah
BACA JUGA:Dukung Swasembada Pangan, Bupati Beltim Canangkan Gerakan Yuk Betanam Padi
Sementara itu, Pimpinan Redaksi majalah HAI Sawit Indonesia Ariza Putra menyatakan saat ini peluang ekspor produk sawit terbuka lebar bagi produk yang dihasilkan UMKM. Beberapa contoh sudah ada dan mereka berhasil membuka jalan ekspor dalam jumlah produksi yang besar.
"Kami berterima kasih kepada pak Bupati yang sudah mengayomi untuk menyelenggarakan kegiatan ini karena berkat tim dari pak Bupati Beltim dan jajaran pemerintahan sangat membantu kami," ujar Ariza.
Menurut dia, kegiatan FGD dibuat karena HAI Sawit melihat peluang eskpor produk-produk UMKM mengenai sawit sudah banyak sekali. Salah satunya pada saat penyelenggaraan di Bali yang menampilkan produk sawit berupa dupa sawit yang dihasilkan UMKM lidi sawit sebagai bahan dasar dijadikan dupa.
"Tentu ini menjadi daya tarik para pelaku UMKM khususnya di produk-produk turunan sawit. Jadi inilah yang melatarbelakangi kami menyelenggarakan FGD. Kami ingin bisa menjembatani antara pelaku dengan penerima atau pemakai," ujar Ariza.