JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Migrain adalah gangguan kesehatan yang sering kali menyebabkan nyeri kepala berdenyut hebat di satu atau kedua sisi kepala, sering kali disertai mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
Jenis sakit kepala ini tidak boleh diabaikan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan disabilitas pada usia produktif, dan bahkan mempengaruhi kesehatan mental.
Ahli neurologi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N Subsp.NN(K), mengungkapkan bahwa migrain dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan kimia dalam tubuh dan otak, perubahan hormonal, serta faktor genetik. Ia menjelaskan bahwa migrain terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu migrain episodik dan kronis.
Migrain episodik ditandai dengan nyeri kepala yang terjadi kurang dari 15 hari dalam satu bulan. Sementara itu, migrain kronis ditandai dengan nyeri kepala yang berlangsung lebih dari 15 hari dalam sebulan, dan berulang setidaknya selama tiga bulan.
BACA JUGA:Resep Air Rebusan Alami untuk Membantu Menghancurkan Lemak Tubuh
BACA JUGA:Bahaya Tidur Berlebihan yang Perlu Diwaspadai, Kaum Mager Wajib Simak!
Penting untuk segera mendapatkan penanganan apabila mengalami gejala-gejala migrain untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius pada kesehatan.
Jenis Jenis Migrain
Migrain terbagi menjadi dua jenis, yaitu migrain dengan aura dan migrain tanpa aura. Aura adalah sensasi visual berupa kilatan cahaya pada satu bagian pandangan yang muncul sebelum serangan nyeri kepala. Sementara itu, migrain tanpa aura adalah jenis yang paling umum, di mana penderita tidak mengalami sensasi kilatan cahaya tersebut.
Migrain umumnya melalui empat fase: fase prodromal, fase aura, fase serangan, dan fase post-dromal. Namun, tidak semua penderita migrain mengalami fase aura.
Fase prodromal terjadi 1-2 hari sebelum serangan migrain dan dapat ditandai dengan berbagai gejala seperti sembelit, perubahan suasana hati (dari depresi hingga euforia), keinginan makan yang kuat, leher kaku, peningkatan frekuensi buang air kecil, retensi cairan, dan sering menguap.
BACA JUGA:4 Makanan Ini Harus Dihindari Saat Mengalami Sakit Gigi, Apa Saja?
BACA JUGA:Olahraga yang Tepat untuk Usia 50 Tahun ke Atas untuk Membantu Menjaga Kebugaran
Fase aura, jika terjadi, muncul sebelum atau selama serangan migrain. Fase ini ditandai dengan gangguan visual seperti kilatan cahaya yang dapat disertai gangguan lainnya. Gejala pada fase ini biasanya berkembang secara bertahap dan berlangsung selama beberapa menit hingga sekitar 60 menit.
Fase serangan migrain sendiri dapat berlangsung antara 4 hingga 72 jam jika tidak segera ditangani. Frekuensi serangan dapat bervariasi dari beberapa kali dalam satu bulan, tergantung pada individu yang mengalaminya.