Fase terakhir adalah fase post-dromal, yang terjadi setelah serangan migrain berakhir. Pada fase ini, penderita migrain biasanya merasa lelah, bingung, dan tidak berdaya selama seharian penuh. Bahkan, gerakan kepala yang tiba-tiba dapat memicu rasa sakit kembali untuk sementara waktu.
Memahami gejala, riwayat, dan pola sakit kepala sangat penting untuk membantu dokter dalam memberikan diagnosis yang tepat dan menyusun rencana perawatan yang efektif.
BACA JUGA:Ketahui Faktor Pemicu Asam Lambung Meningkat, Kebiasaan Merokok Salah Satunya
BACA JUGA:Bagus Dikonsumsi Secara Rutin, Ini 4 Manfaat Utama Mengonsumsi Buah Naga untuk Kesehatan
Cara Mengatasi Migrain
Penanganan yang tepat sangat penting untuk meredakan nyeri migrain dan mencegah kekambuhannya.
"Catat setiap serangan migrain yang Anda alami serta bagaimana Anda mengatasinya. Segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tidak ada masalah medis yang lebih serius dan untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai jenis nyeri kepala yang dialami,” ujar Henry dalam Webinar PERDOSNI bertajuk Migrain Bukan Sakit Kepala Biasa, pada Kamis, 13 Juni 2024.
Henry menekankan bahwa penggunaan obat yang tidak sesuai atau berlebihan dapat memicu nyeri kepala, bukan hanya meredakannya.
“Penggunaan obat nyeri kepala yang tidak tepat malah bisa memperparah kondisi dan memicu sakit kepala berulang,” jelasnya.
BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Tersembunyi dari Biji Pepaya yang Kerap Diabaikan, Mampu Melawan Sel Kanker
BACA JUGA:Daun Pepaya Punya Banyak Manfaat, Tapi Wajib Dipertimbangkan bagi Penderita Asam Urat
Ia mengingatkan agar penggunaan obat nyeri kepala seperti parasetamol, ibuprofen, atau aspirin dibatasi.
"Obat-obatan ini sangat mudah didapatkan tanpa resep dokter, sehingga penggunaannya harus dikendalikan. Jangan gunakan obat nyeri kepala selama satu minggu penuh. Batasi penggunaannya kurang dari 2-3 hari dalam seminggu. Misalnya, jika Anda menggunakannya pada hari Senin, hindari pemakaian pada hari Selasa, gunakan kembali pada hari Rabu, lalu berhenti pada hari Kamis atau atur rotasinya seperti itu," tambahnya.
Dengan penanganan yang tepat dan pengelolaan obat yang bijaksana, penderita migrain dapat mengurangi frekuensi serangan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.