Kurikulum Merdeka Bagi Seluruh Anak Indonesia

Kamis 02 May 2024 - 20:43 WIB
Oleh: Astrid Faidlatul Habibah

BACA JUGA:Tekad Kejaksaan Agung Menuntaskan Kasus Megakorupsi Timah

BACA JUGA:Memberdayakan Kaum Perempuan Marginal Melalui Pendidikan Alternatif

Untuk prinsip muatan esensial berarti berpusat pada materi yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter murid sehingga tenaga pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran secara mendalam dan bermakna.

Sementara salah satu wujud pemanfaatan tantangan sebagai peluang yang mengedepankan prinsip-prinsip itu adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM). Perkembangan teknologi yang masif sering kali menjadi kendala termasuk di dunia pendidikan.

Namun, PMM berupaya mengadopsi teknologi digital agar dapat menjadi perangkat ajar yang di dalamnya mencakup buku digital, buku bacaan, contoh kurikulum sekolah, contoh modul, dan instrumen asesmen kelas yang terus diperbarui secara berkala.

PMM mengandung prinsip pengembangan karakter karena platform ini mendukung terciptanya pembentukan komunitas belajar sehingga menghubungkan sekolah dengan narasumber praktik baik dari sekolah lain yang pada akhirnya akan saling memengaruhi.

Dalam menyusun dokumen pembelajaran, guru tidak harus mulai dari nol. Beragam contoh kurikulum sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), modul, dan asesmen telah tersedia di PMM.

Tantangan lain di dunia pendidikan juga datang dari pengembangan kompetensi guru yang tidak merata. Dalam hal ini Kemendikbudristek memanfaatkannya dengan membentuk Program Guru Penggerak (PGP), Sekolah Penggerak (SP), dan SMK Pusat Keunggulan (PK).

Program-program tersebut menggunakan guru-guru yang siap dan berkompeten untuk mengimbaskan ilmu mereka kepada guru dan sekolah lain. Guru berkompeten ini pun terlebih dahulu mendapat Pendidikan Guru Penggerak dari Kemendikbudristek.

Pendidikan itu sendiri adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran dengan pelatihan selama 6 bulan. Selain mengimbaskan ilmunya, Guru Penggerak juga dipersiapkan menjadi kepala sekolah.

BACA JUGA:Merajut Kembali Persatuan Usai PHPU Pilpres 2024

BACA JUGA:Membuka Potensi Tersembunyi Anak Dengan Autisme Melalui Seni

PGP yang berjalan dari angkatan satu sampai angkatan sembilan sudah menjangkau 502 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia termasuk 1.792 guru di daerah khusus/intensif/tertinggal.

Tak hanya itu, Kurikulum Merdeka turut memungkinkan transformasi pembelajaran yang bukan hanya di daerah perkotaan dan di sekolah dengan fasilitas memadai, namun di seluruh Indonesia termasuk daerah tertinggal.

Untuk mendukung implementasinya di daerah tertinggal, Kemendikbudristek meluncurkan Awan Penggerak guna memudahkan guru di daerah yang tidak memiliki koneksi internet stabil untuk mengakses perangkat ajar dan modul pelatihan di PMM secara offline.

Lebih dari 15 juta eksemplar dengan 716 judul buku bacaan berjenjang pun telah didistribusikan ke lebih dari 5.900 PAUD dan lebih dari 14.500 SD di daerah tertinggal yang disertai dengan pelatihan untuk mengelola buku dan menggunakannya dalam pembelajaran.

Kategori :