Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik medis maupun lingkungan. Inilah alasan umum mengapa seseorang mudah ngos-ngosan saat menaiki tangga :
1. Jantung dan paru-paru bekerja keras
Jalan kaki menaiki tangga membuat organ jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Paru-paru membantu menyuplai oksigen ke darah, sementara jantung memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh. Kedua aktivitas ini memerlukan lebih banyak energi.
Di sisi lain, jalan kaki menaiki tangga juga melibatkan penggerakan beban tubuh dengan otot kaki.
2. Tidak melakukan pemanasan
Napas terengah-engah saat jalan kaki juga dapat disebabkan oleh kurangnya pemanasan. Ketika menaiki tangga tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu, tubuh akan mengalami perubahan tiba-tiba dalam kebutuhan oksigen. Lonjakan kebutuhan ini dapat dengan cepat meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan, seperti yang dikutip dari Self.
3. Serat otot bekerja lebih giat
Saat menaiki tangga, Anda melibatkan otot-otot terbesar dalam tubuh, termasuk otot bokong, paha depan, dan betis. Aktivitas ini juga melibatkan otot inti tubuh. Semakin curam tangga yang dihadapi, semakin keras otot-otot ini bekerja. Ini karena langkah yang lebih besar saat menaiki tangga mengharuskan merekrut lebih banyak serat otot.
Dampaknya, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk memasok energi ke otot saat menaiki tangga. Semakin banyak tangga yang dinaiki, semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk menjaga aktivitas tersebut.
4. Memanfaatkan berbagai jenis otot
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! Ini Bahaya Terlalu Sering Sering Menahan Buang Air Kecil
BACA JUGA:Telur Bebek vs Telur Ayam: Mana yang Lebih Baik untuk Makanan Bayi?
Saat Anda melakukan aktivitas aerobik, seperti menaiki tangga, tubuh akan menggunakan serat tipe dua, yang merupakan serat yang berkontraksi cepat dan mendukung gerakan yang kuat, seperti mengangkat beban berat atau berlari. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan ion hidrogen dan karbon dioksida dalam otot dan darah. Tubuh membutuhkan oksigen untuk membersihkannya agar tidak menyebabkan kelelahan.
Kebutuhan oksigen yang lebih tinggi ini memaksa tubuh untuk meningkatkan detak jantung. Oleh karena itu, Anda merasa terengah-engah saat menaiki tangga.
5. Faktor gravitasi
Ketika menaiki tangga, langkah yang diambil lebih besar dan pinggul terangkat lebih tinggi, yang melibatkan lebih banyak serat otot. Pada saat yang sama, gravitasi menarik tubuh kembali ke bawah, dan otot-otot harus bekerja lebih keras untuk mengatasi perlawanan ini. Akibatnya, kerja jantung meningkat, menyebabkan peningkatan detak jantung dan laju pernapasan.