Dengan melakukan aksi boikot, responden berharap agar merek atau perusahaan yang menjadi target boikot menghentikan dukungannya terhadap Israel (sebanyak 75%).
Mereka juga mengharapkan dukungan yang lebih besar terhadap produk-produk lokal atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mendukung Palestina, sehingga dapat semakin berkembang.
“Hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pengusaha lokal & UMKM untuk menyediakan produk-produk substitusi dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan preferensi konsumen,” ungkap Septiana.
Produk Alternatif di Setiap Kategori
Survei tersebut menyoroti produk-produk alternatif yang dipilih dalam setiap kategori.
Dalam konsumsi fast food, Richeese Factory dan Sabana Fried Chicken menjadi pilihan utama sebagai merek fast food alternatif.
Berdasarkan generasi, Richeese Factory menjadi pilihan utama Generasi Z (sebanyak 22%), sementara Milenial cenderung lebih memilih Sabana Fried Chicken (sebanyak 16%). Sedangkan, Generasi X lebih condong memilih Hokben (sebanyak 16%) setelah kedua merek sebelumnya.
BACA JUGA:Mengenal Pola Tidur 'Power Nap', Cocok Diterapkan Saat Puasa, Serta Manfaatnya
BACA JUGA:8 Kebiasaan yang Sering Diabaikan, Namun Dilakukan oleh Orang Sukses
Ketika membicarakan penggunaan fashion, merek lokal menjadi pilihan utama sebagai alternatif untuk menggantikan merek yang diboikot. Merek-merek seperti EIGER (43%) dan Erigo (43%) menduduki posisi teratas, diikuti oleh Uniqlo (37%), 3SECOND (33%), dan BERRYBENKA (16%).
EIGER lebih banyak dipilih oleh Milenial dan Generasi X, sedangkan Erigo lebih diminati oleh Generasi Z sebagai merek fashion alternatif mereka.
Mayoritas responden mengakui bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk kembali mengonsumsi atau menggunakan produk yang telah diboikot, terutama di kalangan Milenial di setiap kategori.
Namun, sebagian responden menyatakan bahwa jika perusahaan yang bersangkutan menghentikan dukungannya terhadap Israel, mereka akan mempertimbangkan untuk kembali mengonsumsi atau menggunakan produk tersebut.