Maskapai Dunia Hentikan Penerbangan ke Israel Dampak Ketegangan Timur Tengah
Ilustrasi - Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke pesawat Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan SV 5177 milik maskapai penerbangan Saudia di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (12/5/2024). . ANTARA F--
BELITONGEKSPRES.COM - Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, khususnya setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, telah memicu sejumlah maskapai penerbangan besar untuk menangguhkan penerbangan mereka ke Israel.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi eskalasi konflik, terutama dengan Iran dan Hizbullah yang menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Israel.
Lufthansa Group dari Jerman mengumumkan pembatalan penerbangan ke Israel hingga 13 Agustus, diikuti oleh unit-unitnya seperti Swiss International Airlines, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan Eurowings yang juga membatalkan penerbangan hingga 12 Agustus.
Sementara itu, maskapai penerbangan AS Delta Air Lines memutuskan untuk menghentikan penerbangan ke Tel Aviv hingga 31 Agustus, dan KLM dari Belanda memperpanjang penangguhan penerbangannya ke Israel hingga 26 Oktober.
BACA JUGA:GoPay Komitmen Dukung Pemberantasan Judol Lewat Teknologi dan Edukasi
BACA JUGA:Susun RUPTL Terbaru, PLN Dukung Percepatan Transisi Energi
United Airlines, maskapai besar lainnya dari AS, menangguhkan seluruh penerbangannya ke Israel tanpa batas waktu, menyatakan bahwa mereka akan terus memantau situasi dengan fokus utama pada keselamatan penumpang dan kru mereka.
Haniyeh dibunuh pada 31 Juli setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, sebuah insiden yang diduga melibatkan Israel meskipun Tel Aviv belum mengonfirmasi keterlibatannya.
Hizbullah, yang juga tengah berduka atas pembunuhan komandan senior mereka, Fouad Shukr, dalam serangan udara di Beirut pada 30 Juli, memperingatkan bahwa mereka siap melakukan balas dendam terhadap Israel.
Konflik ini semakin memperburuk situasi di Jalur Gaza, di mana perang yang berkepanjangan telah menyebabkan lebih dari 39.600 korban jiwa dan melukai lebih dari 91.600 orang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:NasDem Tekankan Kelestarian Lingkungan dalam Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan
BACA JUGA:Kejagung Periksa Eks Dirut PT Antam atas Dugaan Korupsi Pengelolaan Emas
Di tengah situasi yang semakin memanas, keputusan maskapai-maskapai ini untuk menangguhkan penerbangan mereka menjadi langkah pencegahan penting demi menghindari risiko lebih lanjut. (antara)