IKN dibangun berlandaskan konsep smart and forest city yang disiapkan untuk menjawab tantangan permasalahan pada masa depan sehingga dapat menunjang berbagai kebutuhan masyarakat dengan keberadaan ibu kota layak huni (livable) dan dicintai (lovable).
Apa yang dimaksud kota cerdas adalah ketersediaan konektivitas teknologi informasi sebesar 100 persen secara digital guna memudahkan berbagai elemen masyarakat untuk bekerja, mengakses layanan, hingga berbisnis.
“Smart itu adalah bagaimana kita mengelola kota secara teknologi-teknologi yang terakhir dan itu kita lakukan benar-benar dengan standar-standar internasional. Jadi nggak cuma koneksi digitalnya saja, tapi bagaimana kita nanti ngurus, misalnya A sampai Z yang biasanya urus di kelurahan, tidak perlu keluar (urus di kelurahan), pakai apps saja. Jadi hal-hal yang berhubungan, misalnya dengan telemedicine untuk kita berobat ataupun pesan obat segala macam itu bisa dilakukan semua di dalam tangan kita,” kata Bambang.
Ada sejumlah program yang menjadi upaya aktualisasi menciptakan smart and forest city di IKN.
Misalnya, pemerintah memperkenalkan sebuah program bernama “Work from IKN” guna memberikan pengenalan serta pengalaman kepada aparatur sipil negara (ASN) untuk merasakan bekerja langsung dari IKN, sembari menikmati pemandangan hijau dengan kadar polusi yang rendah. Dengan begitu, mereka dapat menyaksikan secara langsung perkembangan pembangunan IKN, dan menjadi salah satu cara beradaptasi serta menyiapkan diri untuk perpindahan ke kota tersebut.
BACA JUGA:Kemeriahan Tahun Baru Imlek 2024 yang Kian Terasa
BACA JUGA:Kehadiran Negara Pada Persoalan Kesejahteraan Rakyat
Di samping itu, warga negara non-ASN turut dapat menikmati layanan program pelatihan Coding Mum, Coding Difabel, dan Solar Mum untuk para ibu, remaja perempuan, dan penyandang disabilitas. Program ini diadakan guna mendukung Visi Nusantara sebagai “Kota Dunia untuk Semua”, serta memberikan perspektif digital dari teknologi, serta meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan energi dan pengembangan bisnis lokal.
Sebagai contoh, para ibu rumah tangga akan diajari membuat laman atau website agar bisa berjualan kue atau cindera mata yang dilakukan secara digital. Sehingga, diharapkan memberi manfaat untuk keluarga dan masyarakat agar IKN menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi dan pembangunan Indonesia di masa depan.
Adapun aktualisasi dari konsep forest city ialah adanya usaha reforestasi untuk pemulihan ekosistem hutan guna menghindari potensi kerusakan lingkungan dalam proses pembangunan IKN. Nantinya, pembangunan infrastruktur fisik IKN hanya 25 persen, dan sisanya tetap menjadi kawasan hutan produksi.
Bambang melaporkan terdapat berbagai elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari reforestasi, mulai dari Katadata Indonesia, Jejakin, dan benih.com. Upaya tersebut hasil kolaborasi "Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara", yakni aksi bersama berupa penanaman dan perawatan pohon serta pemberdayaan masyarakat sekitar. Dalam melancarkan aksi ini, pemerintah sudah meresmikan Persemaian Mentawir yang dipersiapkan untuk menghijaukan kawasan IKN Nusantara dengan total kapasitas 15--20 juta pohon per tahun.
BACA JUGA:Mengoptimalkan Penemuan Sumber Gas Besar
BACA JUGA:Menguatkan Nasionalisme di Kalangan kader Ulama
Pengejewantahan konsep Green Sustainable Forest City di IKN dilandasi tiga peta jalan. Pertama, peta jalan untuk perubahan iklim dengan standar internasional yang telah diluncurkan dalam pertemuan "Conference of the Parties 28 (COP-28)" di Dubai pada akhir tahun 2023. Banyak organisasi dunia yang akan membantu tujuan pemerintah untuk mencapai netral karbon di IKN pada 2045.
Kedua, peta jalan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bakal diluncurkan dalam kegiatan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) pada Februari 2024 di Bangkok, Thailand. Isi dari peta jalan itu adalah usaha-usaha untuk mencapai sejumlah target SDGs hingga 2030 dan seterusnya, seperti bagaimana mewujudkan pemberdayaan perempuan atau menciptakan kota ramah anak di IKN.
Terakhir, peta jalan tentang keanekaragaman hayati (kehati) bakal diluncurkan pada bulan Maret 2024 seiring agenda International Forest Day guna memonitor perkembangan kehati setiap tahun.