BELITONGEKSPRES.COM - Ekonom menilai kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan penggunaan dana negara. Namun, mereka menekankan bahwa realokasi anggaran harus dilakukan secara terencana dan berbasis kajian mendalam agar tidak mengganggu sektor-sektor esensial.
Ekonom senior Mohammad Fadhil Hasan menegaskan bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar pemangkasan belanja negara, melainkan pergeseran anggaran ke sektor yang dianggap lebih prioritas dan berdampak luas bagi masyarakat.
Salah satu program yang menjadi fokus utama adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dinilai dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi muda sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Fadhil, realokasi anggaran ini berpotensi menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang lebih besar dibandingkan belanja operasional kementerian dan lembaga yang tidak terlalu mendesak.
BACA JUGA:Kebijakan Pemangkasan Anggaran Jadi Tantangan Besar Bagi Industri MICE, Apa Langkah Pemerintah?
BACA JUGA:Bapanas Optimis Target Swasembada Pangan 2027 Bisa Tercapai dengan Optimalisasi Lahan
Ia juga menyoroti dampak positif dari program MBG terhadap perekonomian daerah, karena dapat menggerakkan sektor pertanian, distribusi pangan, dan industri makanan.
Kebijakan efisiensi ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, yang mengatur optimalisasi penggunaan APBN dan APBD untuk memastikan anggaran negara benar-benar digunakan bagi kepentingan yang lebih besar.
Dengan strategi yang tepat, efisiensi ini dapat menjadi peluang untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi. (beritasatu)