BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Kementerian Agama sedang melakukan penelitian mendalam terkait pengembangan Kurikulum Cinta, yang diharapkan segera diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungannya. "Kami saat ini sedang mengkaji secara mendalam," ujarnya dalam acara Sarasehan Ulama yang diadakan oleh PBNU di Jakarta, Selasa.
Kurikulum Cinta dirancang untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda, sekaligus memperkuat nasionalisme Indonesia. Menurut Nasaruddin, tujuan utama dari kurikulum ini adalah untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang positif, bebas dari pengaruh perbedaan yang dapat memicu kebencian. "Kami ingin anak-anak tidak dibebani oleh perbedaan yang bisa menimbulkan kebencian, sehingga saat mereka dewasa, mereka bisa lebih bersatu," jelasnya.
Nasaruddin juga menekankan pentingnya menjaga identitas bangsa yang berlandaskan pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Ia mengingatkan bahwa tanpa strategi kebudayaan yang efektif, Indonesia berisiko kehilangan jati diri meskipun secara fisik tetap terlihat sebagai bangsa yang berkembang. "Kita perlu menciptakan rasa cinta tanah air, bukan hanya terhadap simbol-simbol negara, tetapi juga bagaimana menjadi orang Indonesia yang sejati," tambahnya.
Salah satu fokus utama dari kurikulum ini adalah moderasi dalam beragama. Kementerian Agama berencana mengintegrasikan moderasi beragama dan nasionalisme ke dalam kurikulum pendidikan, dengan tujuan menciptakan generasi muda yang saling menghormati, mencintai, dan bersatu di tengah perbedaan, serta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
BACA JUGA:Menag Harap Keppres BPIH 2025 Segera Terbit, Pelunasan Haji Bisa Dimulai
BACA JUGA:Pengecer Kembali Diaktifkan, Menteri Bahlil Batasi Harga LPG 3 Kg Maksimal Rp 19.000
Selain itu, Kementerian Agama juga menekankan pentingnya menggunakan bahasa agama untuk menyelamatkan lingkungan hidup, mengingat meningkatnya dampak perubahan iklim. "Perubahan iklim terjadi, dan kita perlu menggunakan bahasa agama dalam upaya melestarikan alam, bukan hanya bahasa formal atau politik," ungkapnya.
Nasaruddin memaparkan empat misi besar Kementerian Agama, yaitu penguatan moderasi beragama, pembangunan Kurikulum Cinta, penggunaan bahasa agama untuk melestarikan lingkungan, dan penanaman rasa nasionalisme yang kuat. Ia percaya bahwa Indonesia dapat menjadi negara dengan umat Islam terbaik yang tetap menghormati budaya lokalnya, begitu pula dengan umat beragama lain yang bisa sepenuhnya menjadi diri mereka sendiri dalam konteks Indonesia yang bersatu.
"Kita bisa menjadi umat Islam yang terbaik di atas budaya Indonesia yang baik, dan demikian juga untuk agama lain," tuturnya, menekankan pentingnya menjadi 100 persen diri sendiri sekaligus 100 persen orang Indonesia. (antara)