BSI Kembangkan Sistem Pembayaran Non-Tunai untuk Mudahkan Jemaah di Arab Saudi

Selasa 28 Jan 2025 - 17:28 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Menjelang musim haji 1446 Hijriah, kesiapan teknologi informasi (IT) dan layanan perbankan menjadi aspek krusial dalam mendukung kelancaran transaksi pelunasan biaya haji. 

Seiring meningkatnya proyeksi jumlah calon jemaah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkuat infrastruktur layanan dengan mengedepankan transformasi digital dan inovasi transaksi berbasis elektronik.

Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan perbaikan dan evaluasi sistem, terutama pasca-gangguan teknis pada 2023. 

“Pelayanan kami di 2025 diharapkan lebih stabil, dengan tambahan fitur yang mendukung kebutuhan nasabah, baik di sisi infrastruktur maupun aplikasi,” ungkapnya.

BACA JUGA:Maksimalkan Libur Panjang, Garuda Indonesia Operasikan 68 Penerbangan

BACA JUGA:Menko Airlangga Hartarto Komitmen Soal Penyelesaian Kendala Perdagangan dengan India

Sebagai bagian dari modernisasi layanan, BSI fokus mengembangkan sistem pembayaran tanpa uang tunai (cashless) bagi jemaah haji, termasuk kartu debit Visa yang mempermudah transaksi di Arab Saudi. 

Meski demikian, jemaah tetap dapat mengakses uang tunai dalam bentuk riyal Arab Saudi (SAR). Langkah ini sekaligus bertujuan meningkatkan literasi digital dan meminimalkan risiko kehilangan uang tunai selama pelaksanaan ibadah.

Ekspansi Bisnis dan Ekosistem Halal

BSI juga memperluas fokus bisnisnya ke sektor transaksi ritel. Untuk mendukung hal ini, bank syariah terbesar di Indonesia tersebut berencana menambah 15 ribu unit mesin electronic data capture (EDC) dan lebih dari 400 ribu merchant yang menggunakan QRIS. Selain itu, aplikasi super Byond diluncurkan untuk menyederhanakan transaksi digital nasabah.

Langkah strategis lainnya adalah pengembangan card management system untuk kartu debit dan pembiayaan, yang diharapkan mendukung pertumbuhan pasar ritel. Anton menjelaskan, “Kami ingin membangun kolam baru. Tidak hanya pada tabungan haji dan payroll, tetapi juga transaksi ritel yang lebih luas, khususnya di sektor mikro dan usaha kecil menengah.”

BACA JUGA:Anggota DPR Mendesak Pemerintah Turunkan Harga Minyakita Menjelang Ramadan

BACA JUGA:Bank BUMN Lakukan Pemetaan dan Klasifikasi Debitur untuk Penghapusan Utang UMKM

BSI menargetkan pelaku usaha di sektor halal seperti makanan, minuman, klinik, hingga rumah sakit untuk bergabung dalam ekosistem transaksional syariah. Melalui pendekatan ini, bank berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah sekaligus meningkatkan inklusi keuangan.

Menurut Asep Muhammad Saepul Islam, analis pasar modal dan keuangan syariah, ekosistem perbankan syariah di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Peristiwa gangguan sistem pada 2023 menjadi pembelajaran penting dalam memperkuat infrastruktur teknologi dan kesiapan layanan.

“Haji adalah kegiatan dengan dampak ekonomi yang luar biasa, dengan perputaran dana tahunan mencapai Rp 60-70 triliun,” ujar Asep. Potensi ekonomi haji bahkan diproyeksikan meningkat hingga Rp 194 triliun pada 2030, mencakup sektor penerbangan, perhotelan, transportasi, katering, dan lainnya.

Kategori :