BELITONGEKSPRES.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggalakkan inisiatif untuk mengembangkan dan memproduksi obat-obatan berbasis kekayaan alam Indonesia.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyoroti potensi besar obat tradisional Indonesia sebagai peluang emas untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
"Saat ini, terdapat lebih dari 17.200 obat asli Indonesia yang terdaftar di BPOM, namun hanya 97 di antaranya yang telah menjadi obat herbal terstandar. Ini menunjukkan adanya ribuan peluang pengembangan yang masih belum dimanfaatkan," ujar Taruna usai mengunjungi pabrik PT Cendo Pharmaceutical Industries di Bandung pada Kamis.
Indonesia, dengan kekayaan hayati yang melimpah, memiliki potensi besar untuk memproduksi obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Taruna mencontohkan keberhasilan Tiongkok dengan Traditional Chinese Medicine (TCM), yang menjadi inspirasi untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati Nusantara sebagai dasar pengembangan industri obat herbal.
BACA JUGA:Haji 2025: Kuota Tetap 221.000 Orang, Layanan Jemaah Ditingkatkan
BACA JUGA:Pemerintah Sudah Siapkan Anggaran, DPR Minta Kajian Usulan Dana Zakat untuk MBG
Dalam kunjungan tersebut, Taruna juga menekankan pentingnya peningkatan ekspor produk farmasi. Menurutnya, ekspor tidak hanya membantu memperluas pasar global, tetapi juga dapat menekan harga obat di dalam negeri.
"Kebutuhan farmasi global sangat tinggi karena perdagangan antarnegara dan populasi dunia yang terus meningkat. Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi kebutuhan ini," ujarnya.
Dorongan ekspor ini sejalan dengan program pemerintah untuk menekan harga obat, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat. Taruna berharap industri farmasi Indonesia mampu bersaing di kancah internasional dengan produk yang berkualitas.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, BPOM aktif melakukan monitoring terhadap proses riset, produksi, hingga distribusi di industri farmasi. Tujuannya adalah memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai dengan standar regulasi.
BACA JUGA:Tanggapi Masukan Kemenkomdigi, Jagat Ubah Format Permainan Berburu Koin Menjadi 'Misi Jagat'
BACA JUGA:Sidang Perdana Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Digelar Tertutup
Selain PT Cendo Pharmaceutical Industries, BPOM juga mengunjungi sejumlah perusahaan besar seperti PT Biofarma dan Sanbe Farma di Bandung. Kunjungan ini bertujuan untuk membangun sinergi antara pemerintah dan industri farmasi guna mendukung kemajuan sektor kesehatan nasional.
"Kerja sama antara pemerintah dan industri farmasi sangat penting. Kami melihat banyak inovasi yang menjanjikan untuk pengembangan produk yang dapat bersaing secara global," tutup Taruna.
Dengan fokus pada inovasi, ekspor, dan pengawasan, BPOM optimis bahwa obat berbasis herbal asli Indonesia dapat menjadi kekuatan baru yang berkontribusi signifikan bagi perekonomian dan kesehatan masyarakat. (ant)