Li & Tian (2022) dalam kajiannya ”The Presence, Performance, and Publics of Online Interactions” memaparkan bahwa media digital meningkatkan isyarat dalam interaksi yang dimediasi, mengubah cara peserta interaksi memandang orang lain dan diri mereka sendiri. Selain itu, media digital membutuhkan strategi baru dalam presentasi diri daring untuk menyeimbangkan idealisasi diri dan keaslian yang diantisipasi. Salah satunya melalui fotografi olahraga.
Dalam interaksionisme simbolik, media sosial dapat dianggap sebagai arena baru di mana simbol-simbol sosial diproduksi dan dikonsumsi. Misalnya, foto seorang pelari di Pantai Tanjung Pendam dapat menimbulkan berbagai interpretasi tergantung pada konteksnya. Bagi seseorang di luar Belitung, foto itu berpotensi menggambarkan destinasi wisata yang menarik. Namun, bagi penduduk setempat, foto itu dapat menjadi simbol eksistensi diri dan kebanggaan atas keindahan lokasi daerah mereka, dsb.
Dampak Positif, Tantangan dan Peluang
Fenomena fotografi olahraga ini membawa dampak positif bagi masyarakat setempat dan fotografer lokal. Keindahan Pantai Tanjung Pendam dan Situ Kulong Minyak semakin dikenal luas, yang berpeluang mendukung pariwisata daerah. Selain itu, fotografi olahraga mendorong masyarakat untuk lebih aktif secara fisik sekaligus kreatif secara visual.
BACA JUGA:Setumpuk PR Buat Patrick Kluivert
Meski fotografi olahraga di Pulau Belitung memiliki banyak potensi, ada juga tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah perlunya meningkatkan kesadaran akan etika fotografi. Fotografer harus menghormati privasi peserta olahraga dan memastikan bahwa pengambilan gambar dilakukan dengan izin.
Namun, tantangan ini juga membuka peluang untuk edukasi dan kolaborasi. Pemerintah daerah, komunitas olahraga, dan fotografer dapat bekerja sama untuk mengadakan pelatihan tentang fotografi olahraga yang etis dan berkualitas. Selain itu, event olahraga di Belitung dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk mempromosikan pariwisata, dengan fotografi sebagai salah satu daya tarik utama.
Penutup
Fenomena fotografi olahraga di Tanjungpandan dan Manggar bukan hanya tentang mengabadikan momen, tetapi juga tentang menciptakan makna. Dalam perspektif interaksionisme simbolik, foto-foto olahraga menggambarkan lebih dari sekadar aktivitas fisik, yaitu mereka merepresentasikan nilai-nilai sosial, identitas lokal, dan estetika yang unik.
Melalui fotografi olahraga, lokasi seperti Pantai Tanjung Pendam dan Situ Kulong Minyak Manggar menjadi simbol keindahan alam dan semangat kebersamaan masyarakat Belitung. Dengan pendekatan yang tepat, fenomena ini dapat terus berkembang ke berbagai daerah lainnya tidak hanya sebagai bentuk seni, tetapi juga sebagai sarana untuk mempromosikan olahraga, pariwisata, dan nilai-nilai sosial yang positif.
BACA JUGA:Strategi Kepemimpinan Ekonomi Berlandaskan Etika
Yu-Qing (2002) dalam kajiannya yang berjudul ”On the Function of Sports Photography” menyampaikan bahwa, fotografi olahraga memperkaya kehidupan budaya masyarakat, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan pengertian, persahabatan, dan persatuan di antara negara-negara, serta merekam sejarah olahraga dan isu terkini. Tentunya hal ini menjadi progres penting bagi Pulau Belitung, yang telah menjadi bagian sentral perkembangan sport tourism Indonesia melalui berbagai event olahraga yang sudah rutin dilakukan mulai dari tingkat lokal hingga internasional.
Oleh: Ares Faujian, America Field Service (AFS) Global Educator dan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sosiologi Kabupaten Belitung Timur