BELITONGEKSPRES.COM, Israel terpaksa mengikuti kehendak Amerika Serikat (AS) setelah penyelam Yaman menunjukkan kemampuan mereka untuk memutus kabel internet bawah laut yang menghubungkan Asia dan Eropa.
Jika hal itu terjadi, maka dunia akan mengalami krisis besar. Transaksi perbankan dan pasar saham di seluruh dunia akan terganggu. Ekonomi Eropa akan menghadapi dampak buruk yang tak terbayangkan.
Penyelam Yaman yang berafiliasi dengan kelompok Houthi tidak main-main. Mereka merilis video yang menunjukkan aksi mereka di dasar Laut Merah, di mana kabel-kabel raksasa bernama SeaMe We-3 terletak. Kabel ini memiliki panjang 39 ribu kilometer dan menghubungkan Eropa Utara dan Barat, Australia, dan Korea Selatan melalui Timur Tengah dan Asia Selatan.
Awalnya, para analis militer AS meremehkan kemampuan Yaman untuk memutus kabel internet tersebut. Namun, melalui video yang dilansir oleh sumeks.co1, Yaman membuktikan bahwa mereka sangat mampu melakukannya. Dalam video itu, penyelam Yaman mengibarkan bendera nasional mereka dan menunjukkan kabel-kabel yang siap mereka putus.
Hal ini membuat AS semakin khawatir. Akibatnya, AS “memaksa” Israel untuk melakukan perundingan damai dengan pejuang Palestina. AS meminta Qatar dan Mesir untuk menjadi mediator.
BACA JUGA:Melawan Takdir, Bunker 'Anti-Kiamat' Pilihan Para Miliarder, Apa Motivasi Mereka?
BACA JUGA:Inilah Foto Terbaik Warganet Tahun 2024, Viral Pria Acuhkan Presiden AS
Hasilnya, Israel bersedia berdamai dengan pejuang Palestina dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah bantuan kemanusiaan harus segera masuk ke Gaza, dan perdamaian 45 hari dapat berlanjut menjadi “permanen”.
Terbukti, 38 serangan balasan atas tewasnya 3 tentara AS di Yordania tidak ditujukan ke Yaman. Pesawat-pesawat pembom AS malah menyerang Irak dan Suriah.
Mengapa tidak Iran? Para analis militer berpendapat bahwa AS tidak akan berani menyerang Iran. Sebab, Iran memiliki senjata nuklir dan rudal berdaya nuklir yang sangat ditakuti AS. Selain itu, ada Rusia yang mendukung Iran dan tentu hal ini dapat memicu perang dunia ke-3.
Ya, Yaman menjadi negara yang paling ditakuti saat ini. Sebab, ancaman Houthi kali ini sangat serius. Yaman siap menghancurkan kabel internet bawah laut yang dimiliki oleh 50 perusahaan telekomunikasi Asia dan Eropa.
Kabel ini saat ini menjadi tulang punggung jaringan internet dunia. Jika kabel ini terputus, maka dunia akan kehilangan akses internet cepat dan ini yang paling ditakuti dunia Barat. Sebab, jaringan satelit dinilai masih lambat dan mahal.
Brigadir Jenderal Yahya Saree
BACA JUGA:Apakah 14 Februari 2024 Libur Nasional? Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Kenaikan Gaji ASN dan Pensiunan, Dirjen Perbendaharaan: Berlaku Bulan Maret 2024