Konsumen Wajib Waspada, Penipuan Belanja Jelang Libur Nataru

Visa Rilis Daftar Penipuan Belanja Untuk Diwaspadai Konsumen Jelang Libur Nataru--dok Visa

BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Visa meliris daftar 10 kebiasaan baik dalam berbelanja aman dan terjamin yang dapat diikuti oleh konsumen di momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 ini.

Sebagai pemimpin dunia dalam pembayaran digital, Visa merilis Holiday Edition Threats Report untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas penipuan selama musim liburan Nataru di seluruh transaksi.

Antisipasi unntuk eluruh transaksi tersebut baik itu dengan kartu fisik (card-present/CP) maupun secara online (card-not-present/CNP). Laporan baru ini mengidentifikasi taktik penipuan yang diperkirakan akan marak terjadi hingga Januari 2024. 

Sebab, adanya peningkatan pesat dalam aktivitas e-commerce dan pembelanjaan secara langsung di segmen ritel dan perhotelan. Data dan transaksi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa pelaku penipuan mengincar konsumen selama musim liburan. 

BACA JUGA:Peluang dan Persyaratan Kerja di TikTok Indonesia

Bahkan, data Visa menunjukkan bahwa dari kategori top merchant yang menjadi target penipu, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan di luar musim libur. Angka ini meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. 

Laporan Holiday Edition Threats Report Visa memperingatkan bahwa pelaku penipuan akan berusaha mengeksploitasi peningkatan minat dan urgensi konsumen untuk menemukan penawaran dan hadiah unik yang sering ditemukan pada promo musim liburan. 

Beberapa temuan penting dari laporan tersebut meliputi:

• Skimming Digital: Meningkatnya belanja online turut membuka peluang yang lebih besar bagi para penipu untuk membobol data akun dari pedagang e-commerce dan menghasilkan uang dari situ.

• Phishing dan Social Engineering: Kemajuan kecerdasan buatan (AI) selama setahun terakhir memungkinkan pelaku penipuan untuk menyesuaikan kampanye phishing sehingga menyulitkan konsumen untuk mengenali penipuan. 

Penipu juga membuat situs web phishing, sering kali menggunakan malvertising (iklan berbahaya) dan taktik pengoptimalan mesin pencari (SEO) terlarang lainnya di situs web ritel atau layanan untuk memikat korban.  

BACA JUGA:Pasokan Bertambah, BI Babel Panen Cabai Merah

• Skimming ATM / POS: Dengan meningkatnya lalu lintas pengunjung di toko-toko fisik dan ATM, para pelaku penipuan kemungkinan besar akan menargetkan terminal ATM dan Point of Sale (POS) dengan serangan skimming. 

• Penipuan Bypass OTP dan Provisioning Fraud: Visa mengidentifikasi banyak skema penipuan dengan one-time-passcode (OTP) untuk mendapatkan akses ke akun pemegang kartu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan