Viral Buah Salak Impor Berisi Sabu, Benarkah Modus Baru Penyelundupan Narkoba?

Viral modus baru penyelundupan narkoba -ist-

BELITONGEKSPRES.COM - Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya video yang menunjukkan buah salak impor dari China yang berisi narkoba jenis sabu. Video tersebut viral di media sosial dan aplikasi WhatsApp (WA) sejak akhir Januari 2024. 

Namun, apakah video tersebut benar-benar menampilkan modus baru para pengedar narkoba? Ataukah hanya hoax belaka? Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, video tersebut ternyata bukanlah hal baru. 

Video itu sudah beredar sejak tahun 2020 dan kembali ramai di tahun 2024. Video dan foto yang ditemukan, narasinya justru tentang penyelundupan ribuan butir pil koplo menggunakan buah salak di Lapas Jombang pada 24 Agustus 2020 lalu .

Pelakunya adalah seorang istri yang hendak mengirimkan makanan ke suaminya yang berada di dalam lapas. Dia membawa bungkusan berisi lauk pauk, jeruk, dan salak. Saat digeledah, petugas menemukan 32 buah salak impor yang 9 di antaranya berisi obat-obatan terlarang. 

BACA JUGA:Peneliti Sebut Pasie Gagal Ginjal Punya Risiko Terkena Stroke dan Serangan Jantung

BACA JUGA:Gus Samsudin Ngaku Tak Sakti, Komentar Pesulap Merah: Makan Tuh Ilmu Spirikintil

Pelaku mengaku mendapat imbalan untuk menyelundupkan pil tersebut dan mengetahui isi bawaannya. Pelaku sempat kabur saat penggeledahan, namun berhasil ditangkap di rumah orangtuanya .

Kepala Lapas Jombang mengatakan bahwa modus ini adalah yang pertama kali terjadi di lapasnya. Dia mengapresiasi kinerja petugas yang sigap menggagalkan penyelundupan tersebut. Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya .

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video yang viral di media sosial dan WA tentang buah salak impor berisi sabu adalah hoax. Video tersebut sebenarnya menampilkan penyelundupan 1.815 butir pil koplo menggunakan buah salak di Lapas Jombang pada tahun 2020. 

Modus ini berhasil digagalkan oleh petugas lapas. Masyarakat diharapkan lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi yang beredar di internet. Pasti keberan informasi tersebut dari sumber pemberitaan yang terpercaya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan