CPI Naik, Harga Bitcoin Cetak Level Tertinggi Baru
Ilustrasi - Bitcoin. (ANTARA/HO-Indodax) -Indodax-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian dengan peluang mencapai level baru yang lebih tinggi. Hal ini dipicu oleh rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat, yang pada November 2024 mencapai indeks 315,493, mengalami kenaikan sebesar 2,7 persen dari bulan sebelumnya.
Perkembangan ini tidak hanya memberikan dampak pada pasar tradisional, tetapi juga membawa angin segar ke pasar aset kripto.
Menurut Oscar Darmawan, CEO Indodax, data ekonomi yang sesuai ekspektasi, seperti CPI, menjadi katalis positif bagi Bitcoin. “Jika tren data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap akomodatif, Bitcoin berpeluang mencetak rekor baru,” ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan lebih longgar juga menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung penguatan Bitcoin. Kebijakan tersebut, menurut Oscar, meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, yang pada akhirnya mendorong minat terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.
BACA JUGA:PT Freeport Indonesia Rencanakan Mulai Produksi Emas Batangan pada Bulan Ini
BACA JUGA:Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dikhawatirkan Meningkatkan Konsumsi Rokok Ilegal
Kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini juga menunjukkan adanya peningkatan minat institusional. Hal ini mencerminkan pergeseran pandangan dari pasar keuangan tradisional ke arah adopsi kripto yang lebih luas. "Investor institusional mulai memahami pentingnya peran Bitcoin dalam portofolio mereka, sehingga adopsi terus tumbuh," tambahnya.
Pada 12 Desember 2024, harga Bitcoin berada di sekitar $100.000, mencatat kenaikan 2,6 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin seperti Ethereum, XRP, dan Solana juga menunjukkan tren positif dengan masing-masing mencatatkan lonjakan sebesar 7,2 persen, 4,7 persen, dan 5,2 persen.
Oscar juga mencatat bahwa Fear and Greed Index, yang berada di angka 76 (zona greed), menjadi indikator penting dalam membaca sentimen pasar. “Optimisme investor yang tinggi dapat mendorong kenaikan lebih lanjut, tetapi volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai,” katanya.
Menurut Oscar, jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan Bitcoin menembus level psikologis di atas $104.000, melampaui rekor sebelumnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa aksi jual dapat terjadi ketika kepercayaan pasar terlalu tinggi, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.
BACA JUGA:Pemerintah Masuki Tahap Akhir Formula Subsidi BBM, Fokus Pastikan Tepat Sasaran
BACA JUGA:Percepat Distribusi Pupuk Bersubsidi, Pemerintah Mulai Sederhanakan Birokrasi
Oscar menekankan bahwa ekosistem kripto yang sehat membutuhkan regulasi yang jelas dan proaktif. Regulasi semacam itu dapat menciptakan stabilitas dan mendorong pertumbuhan aset digital di Indonesia maupun secara global.
“Ketika masyarakat semakin memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, tingkat adopsi akan meningkat secara alami. Dukungan regulasi yang tepat akan mempercepat proses ini,” jelasnya.