GovTech Anas
Dahlan Iskan--
Maka rapat-rapat untuk membahas capaian menuju GovTech ini sering dilakukan di ruang kerja menko Marves.
"Pihak yang dirasa menghambat tercapainya tahapan penyatuan langsung disemprot. Diancam untuk diberhentikan," kata Anas.
BACA JUGA:Jarak Dekat
BACA JUGA:Doktor Malam
Saya memang mencari siapa di antara pejabat tinggi yang di tengah heboh pilpres ini masih kerja siang malam di bidang tugasnya. Ketemu. Salah satunya itu tadi: mantan bupati Banyuwangi dua periode yang prestasinya memang luar biasa.
Ia salah satu kepala daerah dari PDI-Perjuangan yang sangat dibanggakan Megawati Soekarnoputri. Satunya lagi Wali Kota Surabaya dua periode, Bu Risma.
Pun setelah menjabat bupati, Anas bekerja keras di posisi berikutnya: kepala LKPP –Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Anas menyatukan e-catalog pengadaan barang dan jasa di berbagai instansi pemerintah. Kini e-Katalog jadi salah satu rapor biru pemerintahan Jokowi.
Waktu Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo meninggal dunia, "jatah" kabinet dari PDI-Perjuangan itu diisi Anas. Sejak 7 September 2022. Berarti baru satu tahun lebih lima bulan. Waktunya tinggal 8 bulan lagi.
"Rasanya tidak mungkin selesai. Tapi tahapannya sudah jelas dan sedang berjalan," katanya.
Sewaktu bertemu Anas saya membayangkan betapa sulit posisi politiknya: terjepit di antara perseteruan Jokowi dan Megawati.
BACA JUGA:Nusantara Indonesia
BACA JUGA:Pengkhianat Drone
Ternyata Anas tidak mau diajak bicara politik. Ia tidak mau capaian menuju GovTech terganggu.
Salah satu yang ingin dikebut adalah digitalisasi KTP. "Sekarang baru 7 juta orang yang mengurus KTP digital," katanya.