Menko Airlangga: Penurunan Harga Tiket Pesawat Dorong Pertumbuhan Pariwisata

Ilustrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. -Nyoman Hendra Wibowo-Antara

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa kebijakan penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 10 persen bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia. 

Kebijakan ini diambil untuk menjawab tantangan sektor pariwisata dalam negeri yang terus membutuhkan stimulus guna menarik lebih banyak wisatawan.

"Kita ingin turisme dalam negeri meningkat. Dengan menurunkan harga tiket, pemerintah memberikan ruang lebih besar bagi masyarakat untuk menjelajahi destinasi lokal," ujar Airlangga saat menghadiri Rapimnas Kadin 2024 di Jakarta.

Penurunan tarif tiket pesawat ini juga menjadi langkah konkret pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas ke berbagai destinasi wisata, termasuk kawasan ekonomi khusus seperti Tanjung Kelayang di Pulau Bangka Belitung. 

BACA JUGA:Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Per Porsi, Cukupkah untuk Atasi Masalah Stunting?

BACA JUGA:Cegah Korupsi, Menag Nasarudin Umar Terapkan Pembayaran Non Tunai di Kemenag

Airlangga menjelaskan bahwa tanpa penerbangan langsung, wisatawan kerap menghadapi hambatan logistik yang memperpanjang perjalanan.

"Penerbangan langsung akan mempermudah akses turis, baik domestik maupun internasional, ke destinasi wisata unggulan kita," tegasnya.

Selain membuka penerbangan domestik, pemerintah juga mempertimbangkan penerbangan regional untuk memperkuat daya tarik destinasi Indonesia di mata wisatawan mancanegara. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga mendorong percepatan ekonomi lokal di destinasi tersebut.

Airlangga juga menyoroti kondisi terkini industri penerbangan nasional yang masih menghadapi ketidakseimbangan antara supply dan demand. 

BACA JUGA:KKP Ajak Generasi Muda Rutin Mengonsumsi Ikan sebagai Sumber Protein

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Sebut Kendaraan Listrik Kunci Pengurangan Emisi Karbon di Indonesia

Jumlah armada pesawat yang kini berada di bawah 400 unit setelah pandemi COVID-19 menjadi salah satu kendala utama. Padahal, kebutuhan penerbangan domestik terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan permintaan dari wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

“Jumlah pesawat sebelum pandemi mencapai 500 unit, tetapi sekarang menurun. Untuk itu, pemerintah terus menjaga keseimbangan supply-demand sambil mendorong asas kesetaraan dalam industri penerbangan,” jelas Airlangga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan