Peluang Ekonomi Baru, Mantan Penambang Timah Beltim Tertarik Pindah Profesi Jadi Petani Bawang Merah
Para petani saat mengikuti Sekolah Lapang Budidaya Bawang Merah di Kebun Maturidi, Dusun Pancur I, Desa Padang, Manggar, Kabupaten Beltim, Selasa 19 November 2024--Diskominfo SP Beltim
Program ini berlangsung selama enam hari dan merupakan bagian dari inisiatif Yuk Ke Ume oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Beltim. Fokusnya adalah meningkatkan keterampilan petani melalui pendekatan pembelajaran langsung di lapangan.
Menurut Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Suriana, budidaya bawang merah memiliki prospek cerah bagi para petani di Kabupten Beltim. Budidaya bawang kini menjadi peluang ekonomi baru.
BACA JUGA:Pemkab Beltim Fokus Kelola Perkebunan Kelapa Sawit, Apa Saja Langkahnya?
Selain harganya yang stabil di angka Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram, kebutuhan bawang merah di Pulau Belitung masih banyak bergantung pada pasokan luar daerah.
“Bawang merah mudah tumbuh selama tanah tidak tergenang dan pasokan air cukup. Selain itu, hasil panennya bisa disimpan lebih lama dibandingkan cabai,” jelas Suriana.
Dukungan untuk Keberhasilan Petani
Para peserta pelatihan juga mendapatkan bantuan berupa bibit dan pupuk, serta pendampingan rutin dari penyuluh pertanian.
Harapannya, ini dapat memastikan keberhasilan budidaya bawang merah di Beltim, sekaligus memberikan peluang ekonomi baru bagi petani lokal.
BACA JUGA:Pelatihan Melukis Perpusda Beltim: Langkah Nyata Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Bagi mantan penambang di Beltim seperti Udin, beralih ke pertanian adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih stabil dan cerah.
Dengan pengetahuan baru dan dukungan penuh dari berbagai pihak, budidaya bawang merah bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Beltim. (Diskominfo SP Beltim)