Mari Ber-lenso Bersama Prabowo
Presiden Prabowo Subianto berdiri menyapa warga dari mobil Pindad Maung Garuda saat tiba di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia mas-Hafidz Mubarak A/foc.-ANTARA FOTO
BACA JUGA:Menakar Potensi dan Konsekuensi Ekonomi dari Keanggotaan RI di BRICS
Sejurus kemudian, Prabowo menyampaikan keinginannya agar mobil serupa digunakan para pembantunya di dalam pemerintahan Kabinet Merah Putih.
Pemilihan rantis Maung sebagai kendaraan dinas bukan hanya karena Prabowo berlatar belakang tentara. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyampaikan, Prabowo memang bangga dengan mobil Maung buatan anak bangsa sehingga atas dasar kebanggaannya itu Prabowo menggunakan Maung sebagai kendaraan dinas, serta meminta jajaran menggunakan mobil serupa.
Menurut Hasan, Prabowo sendiri yang mengarahkan menteri, wakil menteri, hingga kepala badan menggunakan mobil dinas yang sama.
Maung hanyalah satu hal tentang kebangkitan nasionalisme bangsa di bawah kepemimpinan Prabowo. Prabowo dalam beberapa kali pidatonya juga sering menyuarakan narasi nasionalisme, yang disampaikan dengan gaya bicaranya yang lantang.
Contohnya dalam pengantarnya di sidang paripurna perdana Kabinet Merah Putih, saat ia berbicara kunci keberhasilan kebangkitan suatu bangsa adalah ketika elitenya bisa bekerja sama.
BACA JUGA:Menilik Pulau Bando, Konservasi Alam Pertama Terapkan Energi Terbarukan
Prabowo sadar anggota kabinet punya kepentingan politik masing-masing. Akan tetapi, ketika berbicara tentang bangsa, dia menegaskan semua anggota kabinet harus sepakat ihwal kepentingan nasional yang vital.
Dia juga meminta para anggota kabinet menjamin kedaulatan bangsa dan tidak lupa dengan UUD 1945 yang di dalamnya tertuang tujuan nasional hasil dari konklusi pemikiran para pendiri bangsa.
Ia lalu menyampaikan bangsa Indonesia jangan pula terlampau bangga menjadi anggota G20, manakala rakyat masih ada yang lapar, seraya menekankan dengan jelas kepada seluruh jajaran untuk mewujudkan swasembada pangan sebagai salah satu wujud kedaulatan suatu bangsa.
Dalam sebuah rapat kabinet internal, Prabowo secara khusus menginstruksikan jajaran segera melaksanakan program cetak sawah. Melalui program ini, Pemerintah berupaya mencetak ladang-ladang sawah baru sebagai upaya ketahanan sekaligus swasembada pangan.
Sebagai bentuk keseriusannya terhadap swasembada pangan, kunjungan kerja perdana Prabowo sebagai seorang Kepala Negara pun dilakukan di Merauke, Papua, yang merupakan lokasi pusat lumbung pangan yang sedang dikerjakan pemerintah.
BACA JUGA:Memacu Daya Saing 'Emas Hijau' di Pesisir Utara Jawa Barat
Berbicara soal nasionalisme, Prabowo juga sempat mengajak seluruh anggota kabinetnya melakukan retret beberapa hari di Akademi Militer, Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, untuk memupuk soliditas kabinet dan menekankan pesan-pesan nasionalisme kepada jajaran kabinetnya.
Yang membuat publik tidak habis pikir, Prabowo membiayai kegiatan retret anggota kabinet itu dengan uangnya sendiri, tanpa sepeser pun dana APBN.