Menilik Pulau Bando, Konservasi Alam Pertama Terapkan Energi Terbarukan
Community Development Officer AFT Minangkabau Wahyu Hamdika mengedukasi mahasiswa tentang penerapan energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Bando, Senin (21/10/2024). -Muhammad Zulfikar-ANTARA
Sebelum Pulau Bando diberdayakan sebagai wisata survival atau wisata bertahan di alam liar, para turis mancanegara menyasar Pulau Toran sebagai tujuan utama, namun seluruh aktivitas wisata tersebut dihentikan saat COVID-19 melanda dunia.
Kemudian, pada 2020, LKKPN Pekanbaru bekerja sama dengan Kelompok Konservasi Raja Samudera, sebuah komunitas pecinta laut untuk menggarap potensi Pulau Bando, sebagai wisata survival.
Mengingat Pulau Bando sebagai kawasan konservasi nasional, KKP RI membatasi jumlah tamu asing yang berkunjung, sesuai daya dukung dan daya tampung pulau tersebut. Umumnya, pelancong luar negeri berasal dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa, timur tengah, dan Jepang.
BACA JUGA:Memaknai Sekolah Berkualitas
"Tahun ini saja penerimaan negara bukan pajak dari wisata survival Pulau Bando sudah mencapai Rp100 juta dan ini termasuk angka yang besar," sebut Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda, LKKPN Pekanbaru, KKP RI, Yuwanda Ilham.
Dewan Pembina Kelompok Konservasi Raja Samudera Irnal mengatakan telah berkolaborasi dengan KKP RI dan Pertamina Sumbagut sejak beberapa tahun lalu, terutama untuk penyelamatan penyu dan pengelolaan wisata survival.
Dalam kurun waktu sebulan, biasanya Irnal dan tiga temannya melayani dua hingga tiga tamu asing. Rata-rata wisatawan asing tersebut menginap selama sepekan hingga 12 hari di Pulau Bando.
Sebelum melakukan wisata survival di Pulau Bando, setiap turis harus melakukan registrasi hingga pemesanan melalui website yang telah disiapkan. Selain itu, Irnal dan rekan-rekannya juga mengandalkan koneksi di banyak negara untuk menawarkan paket wisata survival di kawasan konservasi tersebut.
"Konsep wisata ini natural karena merupakan kawasan konservasi perairan nasional," ujar dia. (ant)
Oleh Muhammad Zulfikar